Sumber gambar |
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Di
awal tahun 2020 ini Indonesia disambut dengan beragam bencana alam, mulai dari
banjir, longsor, gempa bumi yang terjadi di berbagai wilayah, dan kini Indonesia
bahkan seluruh penjuru dunia tengah dihadapkan dengan pandemic berupa virus yang lebih dikenal dengan nama Covid-19. Tak perlu
dijelaskan apa itu Covid-19 karena sudah bukan sesinya jika melihat bagaimana
keadaan dunia saat ini yang tengah gencar melakukan aksi lockdown serta physical
distancing sebagai upaya pencegahan penyebaran virus tersebut.
Bisa
dilihat di sekeliling kita dan juga di berbagai media betapa banyaknya penduduk
bumi yang menyuarakan #dirumahaja atau #workfromhome
yang memang telah diperintahkan langsung oleh pemerintah dengan
mengeluarkan surat edaran berupa imbauan untuk seluruh masyarakat agar
melakukan aktivitas di rumah, mulai dari ibadah, belajar, dan bekerja. Seperti
yang ku alami saat ini, this is the second
day of work from home. Ups, mohon maaf ada ralat perihal work from home yang mungkin tak berlaku
bagiku berhubung statusku sebagai perantau yang belum punya rumah di
perantauan. Aku lebih senang menyebutnya stay
at room atau #dikostanaja.
Bisa
dibayangkan lima hari harus stay at room
dan hanya keluar untuk kepentingan darurat seperti beli makan atau kebutuhan
lain. Jenuh itu pasti jika tak ada kegiatan. Ini yang dinamakan libur yang tak
dirindukan, libur yang tak bisa kemana-mana apalagi mudik yang biasanya selalu
menjadi rutinitasku saat mendapat hari libur. Mungkin ada yang bernasib sama
sepertiku?. Bersyukurlah kalian yang bisa berkumpul dengan keluarga, memiliki
kesempatan lebih banyak dengan keluarga di disela-sela menunaikan kewajiban sebagai
pejuang nafkah di rumah walaupun mungkin ada saja beberapa yang tak
mengindahkan aturan pemerintah yang malah memanfaatkan keadaan untuk traveling bersama keluarga.
Physical distancing atau
menjaga jarak antara fisik dengan lingkungan sekitar merupakan salah satu upaya
untuk mencegah penyebaran virus yang kini berdampak pada penutupan sarana
ibadah di beberapa tempat, diantaranya masjid dan baitullah, kegiatan belajar mengajar yang kurasa menjadi kurang
efektif dilakukan secara online yang
tak jarang terhambat oleh kondisi jaringan, atau kuota internet yang tidak
memadai. Namun, dampak yang tak kalah mengkhawatirkan adalah sektor perekonomian.
Penyebaran virus yang begitu cepat memaksa pemerintah untuk mengimbau
perusahaan-perusahaan, tempat wisata,
serta tempat lain yang tinggi potensi terdampak di banyak wilayah untuk
menghentikan operasinya sementara atau menggantinya dengan istilah work from home atau #dirumahaja. Mungkin
bagi karyawan suatu perusahaan aksi #dirumahaja tidak menghambat pemenuhan
kebutuhan hidup karena masih mendapatkan gaji setiap bulannya, tetapi bagaimana
dengan mereka para pekerja harian yang mana kelangsungan hidupnya fokus di luar
rumah, seperti pedagang asongan, ojek online
maupun ojek pangkalan, usaha warteg, sopir angkot juga pekerja lainnya yang
berpenghasilan harian.
Dalam
QS: Al-Hadid ayat 22 Alloh Swt. berfirman yang artinya :
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Alloh.”
Dalam
ayat tersebut sudah jelas dikatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi di bumi
ini, termasuk pandemic yang terjadi
saat ini tiada lain atas kehendakNya. Entah bagaimana awal mulanya, mungkin
teori akan lebih mudah menjelaskannya, yang perlu kita sadari bahwa ini
termasuk ke dalam salah satu dari rencanaNya. Manusia memang tempatnya salah,
tempatnya dosa, entah dosa yang mana, atau dosa siapa yang ingin dihapus
olehNya, tak pantas rasanya jika kita sesame pendosa saling menyalahkan. Namun,
jika menganggap bahwa ini ujian, teguran, atau azab, rasanya terlalu
mengerikan. Bagaimana jika kita anggap ini sebagai bukti kerinduan Tuhan
terhadap hambaNya yang sering melupakan karena kesibukan dunia.
Tatkala
Tuhan merindukan hambaNya, apa yang harus kita lakukan sebagai seorang hamba?.
Hal negatif tidak selalu negatif. Di antara dampak-dampak negatif yang
ditimbulkan oleh pandemic ini,
ternyata ada hal positif yang bisa kita ambil darinya, misalnya :
Lebih dekat pada Sang
Pencipta
Kita
yang #dirumahaja coba tengok di atas lemari, atau meja, di antara buku-buku
yang sering kita baca, adakah satu yang bentuknya seperti buku yang mugkin
telah berdebu karena jarang disentuh atau dibaca, itu adalah kalam
Alloh. Al-Quran. Aktivitas sehari-hari, sibuk menjadi pejuang nafkah
terkadang meloloskan kita untuk menyentuhnya, membuka dan membacanya. Pun saat
pulang kerja, tak jarang lebih memilih gadget
dengan tayangan-tayangan hiburan, menjadikan dunia maya sebagai teman
relaksasi. Rasanya tak ada alasan berkata ‘tak sempat’ jika keseharian kita
habiskan hanya di rumah saja dengan Al-Quran
di depan mata. Bukan sebuah kesalahan ketika seseorang memilih menghabiskan
waktu senggangnya dengan membaca buku, bermain game online, menonton film, mendengarkan musik, atau menyelami social media, tetapi akan menjadi salah jika Al-Quran
berdebu karenanya.
#dirumahaja bisa juga kita manfaatkan untuk
memperbaiki ibadah, terutama shalat wajib yang mungkin sempat terlewat karena
kesibukan menjadi pejuang nafkah. Dengan work
from home tak ada lagi alasan untuk meninggalkan shalat. Mencoba bertafakur
dan memperbaiki diri. Mencoba belajar melaksanakan shalat sunnah diantara
shalat wajib, seperti shalat rawatib, shalat dhuha yang mungkin sulit dikerjakan
karena sibuknya pekerjaan, atau shalat tahajjud yang juga cukup sulit dilakukan
karena terganggu kepulasan untuk bangun di sepertiga malam, entah karena jam pulang kerja yang terlalu larut atau efek
begadang karena tuntutan pekerjaan, tetapi yang sangat disayangkan adalah
begadang karena hal-hal yang tidak berfaedah. Mungkin dengan adanya work from home kita bisa me-manage waktu dengan lebih baik lagi. Meskipun
kita tahu bahwa belum tentu ibadah yang kita lakukan diterima oleh Alloh Swt,
tetapi bukankah tugas seorang hamba adalah semata-mata untuk beribadah
padaNya?. So, lakukan saja hal-hal
baik, yang banyak faedahnya, perihal diterima atau tidak biarkan Alloh Swt.
yang menilai.
Untuk
sahabat-sahabat readers yang sering menghadiri kajian agama, untuk
sementara bisa dilakukan secara online di
rumah. Di era digital ini sudah
banyak tayangan-tayangan kajian agama yang bisa kita ikuti melalui ragam akun social media, asal jangan sampai salah
akun ya. Tak mubazir rasanya kuota internet habis jika digunakan untuk belajar
ilmu agama atau menonton tayangan-tayangan yang bisa menambah wawasan. Semoga kita
menjadi terbiasa dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat ini.
Quality
time
bersama keluarga
Berkumpul
bersama keluarga itu sudah pasti walaupun tak berlaku untukku. Hal kecil yang
perlu disyukuri. Bagi sebagian orang sulit memiliki waktu untuk bersama
keluarga lengkap, terutama bersama anak. Ada yang berangkat kerja disaat anak
masih tertidur pulas, lalu pulang larut disaat anak telah tertidur.
Pun
dengan mereka yang biasa disebut wanita karir yang mendambakan bisa menjadi ibu
yang selalu menemani anaknya setiap waktu, menjadi orang pertama yang
menyaksikan anak dalam proses tumbuh kembangnya, tetapi bisa berpenghasilan. Anggaplah
kondisi saat ini sebagai simulasi menjadi ibu yang produktif di rumah. Mungkin bekerja
menjadi kurang fokus karena anak yang mengajak bermain, tetapi tetap bahagia
melihat tumbuh kembangnya. Kita yang setiap harinya lebih sering berinteraksi
dengan orang lain, sekarang memiliki waktu yang berharga bersama keluarga. Tanpa
disadari keadaan ini membuat kita menjadi lebih banyak bersyukur.
Mengembangkan hobi
Sahabat-sahabat
readers yang memiliki hobi yang bisa
dilakukan di rumah, ini bisa dijadikan sebagai pengisi waktu senggang. Bagi
kalian yang hobi membaca, bisa menggunakan waktu untuk menyelesaikan membaca
buku-buku yang sempat tertunda. Sedangkan untuk kalian yang hobi menulis bisa
mengikuti kelas menulis online, mengikuti
lomba menulis online, atau membuat
sebuah karya tulisan yang insyaalloh bermanfaat
untuk orang lain. Dan untuk kalian yang hobi memasak, mungkin mencoba atau
bahkan menciptakan menu baru bisa dilakukan sebagai pengisi waktu.
Belajar melatih sikap
empati dalam diri
Seperti
yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa tidak semua orang bisa benar-benar
bekerja dari rumah. Tidak sedikit diantaranya harus bertahan di luar rumah demi
kelangsungan hidupnya. Bisa kita bayangkan dengan adanya physical distancing ini akan menyebabkan berkurangnya pendapatan
mereka para pekerja harian yang tidak bisa bekerja dari rumah, sedangkan
kebutuhan hidup keluarganya tak bisa diajak kompromi. Suatu keadaan memaksa
mereka berada diluar rumah untuk tetap menjalani lakonnya sebagai pejuang
nafkah dengan mengesampingkan kekhawatiran akan pandemic yang kapan saja bisa memangsa. Sebagai sesama manusia yang
memiliki rasa, meski belum bisa membantu dalam skala besar, setidaknya kita
bisa melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat, misalnya memesan makanan
menggunakan jasa ojek online, bisa
juga dengan menambahkan sedikit tip kepada mereka atas jasanya. Berhenti menggerutu
pada sopir angkot yang tidak mengembalikan uang seribu, mungkin uang tersebut
bisa lebih bermanfaat di tangannya, ikhlaskan dan anggap saja sedekah.
Selain
itu, kita juga bisa ikut berdonasi secara online
melalui website-website terpercaya,
salah satunya Kitabisa.com. Di sana banyak bentuk-bentuk penggalangan dana,
diantaranya untuk membantu mengatasi dampak-dampak dari pandemic ini, seperti donasi alat perlindungan diri untuk tim medis,
serta donasi untuk membantu teman-teman kita yang terdampak dan lebih
membutuhkan supaya mereka bisa berada di rumah juga. Kondisi ini mengajarkan
sekaligus mengingatkan kita untuk bersedekah yang mungkin sebelumnya sering
terlewatkan. Insyaalloh tak akan
pernah kekurangan bagi mereka yang menyisihkan sebagian hartanya di jalan Alloh
Swt.
Ok
friends, jadikan kondisi saat ini
sebagai ladang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, serta untuk memperbaiki
diri menjadi insan yang lebih baik lagi. Semoga diary ini bisa bemanfaat sebagai renungan untuk kita semua. Bukan untuk
menggurui, tetapi sebagai pengingat diri, dan semoga apa yang terjadi saat ini segera berlalu sehingga
keadaan bisa kembali seperti sediakala dan menjadi lebih baik. Selalu husnudzan dan jaga kesehatan ya, friends…
Akhirulkalam…
Komentar
Posting Komentar