Assalamu'alaykum Diaris
Beberapa minggu yang lalu aku mendapat informasi pembukaan pendaftaran CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dari sebuah grup whatsapp. Aku coba iseng buka tautannya, lalu membaca beberapa persyaratan umum yang tertera di sana. Ternyata batas usia untuk CPNS tahun ini sampai 35 tahun. Lumayan juga ya nggak seperti terakhir kali aku ikut pendaftaran CPNS yang mana batas usianya rata-rata sampai 25 tahun aja. Aku ingat waktu itu tinggal hitungan hari usiaku sudah masuk 25 tahun. Cukup ketar-ketir.
Sudah tiga kali aku ikut mendaftar CPNS. Kalau nggak salah sih dari tahun 2017, 2018, dan 2019. Wah ternyata tiap tahun ada pembukaan CPNS ya. Menjadi PNS merupakan salah satu hal yang diinginkan oleh kedua orang tuaku karena menurut mereka PNS adalah jenjang karir yang bisa dikatakan aman mengingat adanya uang pensiun saat purna bakti. Seperti Bapakku mantan pegawai BUMN yang sampai saat ini sudah dalam masa purna bakti, tapi masih mendapatkan uang pensiun yang alhamdulillaah bisa digunakan untuk membantu menambah pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Saat ada pembukaan CPNS pertama kali setelah aku lulus kuliah yaitu sekitar tahun 2017, bapakku cukup antusias memberi semangat agar aku mengikutinya. Aku juga ingin mencobanya waktu itu, siapa tahu lolos kan ya (harus pede) dan bisa segera keluar dari Bank tempat aku bekerja saat itu. Menjadi pegawai Bank sering membuatku was-was mengingat keterikatannya dengan hal-hal ribawi.
Pertama kali daftar menjadi CPNS aku memilih kementerian keuangan dengan formasi yang tentunya sesuai dengan latar belakang pendidikanku. Seru kali kalau sampai lolos dan bisa kerja di kementerian keuangan di area Jakarta walaupun sebenarnya orang tuaku khususnya Mama kurang setuju aku kerja di Jakarta. Beliau inginnya aku jadi PNS dan kerja di Pemkot atau Pemkab Sukabumi biar nggak terlalu jauh dari rumah katanya. Padahal sama aja sih jauh-jauh juga, maklum rumahku seperti ada diujung dunia, hehehe.
Seleksi Administrasi Secara Langsung
Setelah melalui serangkaian tahapan, mulai dari registrasi, mengisi formulir dan mengunggah dokumen yang dibutuhkan, aku pun mendapat undangan untuk melakukan verifikasi keaslian dokumen-dokumen yang kuunggah, seperti ijazah asli, transkrip nilai, dsb. Ya, pembukaan CPNS tahun 2017 di Kemenkeu mengharuskan verifikasi dokumen asli secara langsung, nggak tahu deh kalau kementerian lain.
Verifikasi keaslian dokumen tersebut akan dilakukan di GOR STAN yang kalau nggak salah beralamat di Bintaro. Agak panik juga sih harus ke Bintaro. Maklum ya aku ini hanya manusia yang belum tahu dunia luar. Saat aku cerita ke orang tuaku, Mama malah ikutan panik. Panik karena anak bungsunya yang kurus ini harus pergi ke daerah Bintaro seorang diri. Aku hanya mencoba membuat mereka tenang dan percaya bahwa anaknya ini bisa melakukan itu, hehehe. Sesekali Mama memintaku untuk membatalkannya karena khawatir aku kenapa-kenapa, tapi untungnya Bapak bisa menetralisir situasi, wakakak.
Aku mulai mencari informasi seputar perjalanan ke Bintaro, tepatnya ke lokasi verifikasi dokumen CPNS. Berhubung ada sedikit keraguan dalam hati, aku pun menghubungi temanku yang kini menjadi suamiku, dia sedang merantau di Jakarta. Aku menceritakan semuanya dan ternyata temanku ini bersedia menemaniku pergi ke Bintaro. Waktu itu kami masih berteman ya, bukan teman tapi mesra atau hubungan tanpa status, walaupun saat itu aku kaget juga sih kok dia mau menemaniku pergi ke Bintaro bahkan sampai mengambil cuti kerja, dan yang menarik lagi adalah ternyata dia sedang sakit saat mengantarku ke Bintaro. Aku tahu itu saat sudah menjadi istrinya. Dia yang cerita. Ya sudahlah, sing penting aku bisa pergi ke Bintaro dan melakukan verifikasi dokumen CPNS di sana, Mamaku juga nggak terlalu khawatir kalau ada yang menemaniku meski saat itu Mama nggak tahu siapa sosok yang bersedia menemaniku.
Hari itu hari kerja. Aku izin nggak masuk kerja dengan alasan yang aku lupa waktu itu. Ngapain izin ya, padahal bisa cuti loh. Aku berangkat sangat pagi dari tempat kost, setengah enam sudah di stasiun kereta. Aku naik KRL dan janjian dengan temanku ini di stasiun apa gitu aku lupa. Turun dari KRL aku dan temanku melanjutkan perjalanan ke lokasi menggunakan ojol. Oh iya aku ingat hari itu hari Jum'at karena saat aku tiba di TKP bertepatan dengan waktu shalat Jum'at. Temanku pergi ke masjid dan aku masuk ke gedung STAN seorang diri mencari GOR yang dimaksud.
Setelah sampai di TKP sesungguhnya aku diminta untuk berbaris dan diberikan kertas seperti nomor antre, lalu dipersilakan duduk di tribun yang telah disediakan untuk peserta CPNS. Satu per satu peserta dipanggil menuju panitia verifikasi untuk menunjukan ijazah asli. Jika sudah sesuai, peserta diberikan sebuah kertas yang kusebut sebagai tiket untuk mengikuti tes tertulis di tahap berikutnya.
Prosesnya tak memakan waktu lama, aku pun bisa segera meninggalkan gedung dan menuju mushola untuk menunaikan shalat dzuhur sedangkan temanku menunggu di masjid katanya. Setelah selesai, kami pun pulang menggunakan ojol menuju stasiun dan lanjut naik KRL menuju Bogor. Kebetulan hari itu temanku hendak pulang ke rumahnya di Sukabumi. Aku jadi ada temannya pulang ke Bogor. Sesampainya di Bogor, kami pun berpisah. Temanku melanjutkan perjalanan ke Sukabumi menggunakan kereta api, sedangkan aku pulang ke tempat kost.
Mengikuti Tes Tertulis CPNS
Beberapa hari kemudian aku melihat ada pengumuman di website Kemenkeu seleksi CPNS mengenai daftar-daftar peserta yang lolos seleksi administrasi berikut informasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan tes tertulis. Oh iya, untuk seleksi CPNS waktu itu ada dua website yang digunakan, website Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk registrasi dan website Kemenkeu khusus seleksi CPNS untuk mengunggah berkas serta informasi lainnya menyangkut seleksi CPNS Kemenkeu. Aku nggak tahu apakah semua kementerian memang menggunakan dua website atau hanya Kemenkeu saja waktu itu.
Saat membuka link pengumuman yang ada di website Kemenkeu, aku segera memastikan apakah namaku tertera di sana atau nggak, setelah itu barulah aku melihat lokasi dan waktu pelaksanaan tesnya. Kupikir lokasinya sama seperti lokasi saat verifikasi, ternyata beda. Kali ini lokasinya berada di daerah Pulo Gadung. Hmmm... aku pun mulai mencari informasi lagi mengenai rute perjalanan menuju lokasi tes. Sama seperti sebelumnya aku memilih menggunakan KRL, hanya saja kali ini aku akan pergi sendiri tanpa ditemani.
Hari itu aku lupa persisnya hari kerja atau akhir pekan yang pasti hari itu aku pergi untuk melakukan tes CPNS di Pulo Gadung. Aku berangkat sangat pagi karena mendapat sesi pertama. Setengah enam sudah ada di stasiun. Pagi itu stasiun tampak ramai dan sialnya lagi kartu e-money yang kupunya nggak bisa ditap di pintu masuk. Kayaknya sih karena belum aktivasi pasca isi saldo. Kebetulan aku isi saldo via mesin ATM dan aku nggak tahu kalau kartu e-money harus diaktivasi dulu sebelum digunakan kembali.
Pagi itu aku cukup panik sih karena aku harus masuk dalam antrean yang mengular di depan mesin cetak kartu KRL. Sesekali aku lirik jam di gawai, takut telat kan ya. Sekitar hampir setengah tujuh pagi barulah aku bisa duduk di dalam KRL. Perjalanan panjang akan dimulai (lebay dikit).
Setelah transit di Manggarai dan pindah rute KRL, lalu naik ojol, akhirnya sampai juga di TKP sekitar jam setengah sembilan. Tes akan dimulai pada pukul sembilan. Sebelum masuk ruang tes, para peserta dipersilakan duduk di ruang tunggu yang telah disediakan. Para peserta diberi arahan tata cara pelaksanaan tes tertulis melalui layar proyektor yang ada di sana.
Setelah itu, para peserta diminta untuk melakukan absensi terlebih dahulu. Masing-masing diberi kata sandi untuk mengakses halaman soal tes nanti. Setelah melakukan absensi, para peserta diarahkan untuk menuju ruang tes secara tertib. Peserta hanya diperbolehkan membawa kartu atau yang kusebut tiket masuk dan KTP saja ke dalam ruangan. Petugas akan memeriksa setiap peserta sebelum masuk ruangan. Di pintu masuk ruang tes petugas memberikan satu buah pensil dan kertas yang bisa digunakan oleh peserta saat mengerjakan soal hitungan.
Soal tes CPNS waktu itu terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP), masing-masing memiliki skor minimum yang mesti dicapai oleh setiap peserta. Jika ingin lulus, maka peserta harus bisa mencapai skor minimum, lebih bagus bisa melebihi batas skor minimum dari masing-masing tipe soal.
Pagi itu tepat jam sembilan pagi aku bersama peserta lainnya berada di depan komputer, siap melakukan tes. Beberapa pengawas memberi arahan tentang teknis mengerjakan soal, termasuk cara mengakses soal dengan memasukan nomor NIK dan kata sandi yang telah diberikan saat absensi.
Setelah berhasil memasukan kata sandi, para peserta termasuk aku mulai sibuk mengerjakan soal yang haru selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Aku lupa, kalau nggak salah sih 100 menit deh. Soalnya bervariasi, ada yang sulit ada yang gampang.
Sepuluh menit sebelum waktu habis, aku coba cek lagi, takut ada yang terlewat. Setelah dipastikan semua sudah terisi, aku pun menutup halaman soal menandakan bahwa aku telah selesai. Saat aku klik tulisan 'close' di layar komputer, tertutuplah halaman soal tersebut berganti dengan tulisan "Mohon maaf anda tidak lulus."
Ya ampun.. sedih banget rasanya, udah kayak lagi gosok-gosok berhadiah, wakakak, tapi senang juga sih karena aku bisa langsung tahu hasilnya. Nggak perlu nunggu.
Seperti itulah Diaris pengalaman pertamaku ikut seleksi CPNS dan gagal. Mungkin usahaku belum maksimal mengingat aku memang belum banyak berlatih mengerjakan soal tes CPNS. Apalagi tipe soal TWK yang mengharuskan aku menghafal segala hal tentang negara tercinta ini. Buat Diaris yang ikutan seleksi CPNS semoga berhasil. Terima kasih sudah membaca diaryku.
Semangat n sukses selalu
BalasHapus