Sudah masuk bulan Agustus nih waktunya aku dan suami mengajak anak balita kami jalan-jalan ke luar rumah, menikmati suasana yang berbeda dari keseharian hehehe. Setiap bulan aku dan suami memang selalu mengagendakan kegiatan jalan-jalan bersama anak balita kami. Anggaplah refreshing biar nggak bosan di rumah terus.
Nggak harus melulu tempat wisata yang menjadi destinasi jalan-jalan kami, sekadar berkeliling di pusat perbelanjaan pun dirasa sudah cukup yang penting keluar rumah aja sih. Cuma memang beberapa bulan kebelakang ini kami lebih sering berkunjung ke tempat wisata daripada jalan-jalan berkeliling di pusat perbelanjaan atau sebut saja Mall.
Anak Balita dan Toko Mainan
Dulu kami bisa dibilang seringlah mengajak anak kami jalan-jalan ke Mall berkunjung ke toko buku. Selain untuk mencari buku bacaan anak, toko buku juga bisa menjadi tempat refreshing untukku yang hobi menghirup aroma buku baru yang syegernya nggak ketulungan deh. Nggak hanya aku yang bahagia berada di toko buku, anakku juga tak kalah bahagianya sambil sibuk memilih beragam buku yang dia inginkan. Keluar dari toko buku kami pasti berhasil mengajak pulang beberapa buku bacaan, untukku dan untuk anakku. Bapaknya? cukup bayar aja deh, hehehe.
Setelah dari toko buku, biasanya kami berkeliling mencari jajanan di sana, siapa tahu ada jajanan terbaru kan. Oh iya kami belum pernah makan bersama di Mall karena kondisi tertentu, alasannya pernah kuceritakan di diary-diary sebelumnya. Terakhir, sebelum pulang biasanya kami berkunjung ke toko mainan terlebih dahulu, melihat-lihat apakah ada mainan yang cocok untuk anak kami.
Awal-awal sih nggak terjadi apa-apa saat anakku diajak ke toko mainan, dia terlihat anteng bersama ayahnya melihat-lihat beragam mainan di sana. Mungkin saat itu dia belum memiliki ketertarikan dengan mainan. Namun, setelah beberapa kali berkunjung ke toko mainan mulailah rasa ketertarikannya muncul. Terakhir kali kami ajak ke toko mainan dia tampak sangat antusias, berjalan dari satu rak ke rak lainnya dengan penuh semangat sampai dia nggak mau diajak pulang dong.
Beragam cara kami lakukan untuk membujuknya keluar dari toko mainan, si anak balita malah marah dan teriak-teriak. Kami coba tawarkan beberapa mainan mana yang dia inginkan supaya kami lekas keluar dari toko mainan, dia tetap nggak mau. Dia hanya ingin memainkan mainan di toko itu saja tanpa perlu membelinya. Ya kali Nak, ini bukan playground. Namun, setelah beberapa lama membujuknya kami pun berhasil mengajaknya keluar dari toko mainan itu. Seekor ikan paus telah membantu kami. Dari sekian banyak mobil-mobilan yang dimainkannya di toko mainan, anak balita ini lebih memilih seekor ikan paus mati untuk diajak pulang.
Dari kejadian itu kupikir mungkin anakku ini mulai tertarik bermain di playground, kami sempat mengajaknya juga untuk bermain di playground, tapi ternyata dugaanku salah, dia hanya sibuk melihat orang lain yang bermain di sana.
Baiklah sejak saat itu aku belum mengajaknya lagi pergi ke toko mainan, hehehe. Terakhir pergi ke Mall pun kami hanya berkunjung ke Jakarta Aquarium Safari yang memang lokasinya ada di dalam Mall. Ya, itu bulan lalu.
Nah sebenarnya bulan lalu suamiku sempat merekomendasikan satu tempat wisata bernama Animalium. Namun, berhubung anak kami lebih tertarik melihat keanekaragaman ikan kami pun memilih berkunjung ke Jakarta Aquarium Safari. Nah sekarang kami kami akan mencoba berkunjung ke sana. Penasaran juga sih karena aku baru tahu ada tempat wisata ini.
Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk Animalium
Animalium merupakan suatu kawasan wisata ilmu pengetahuan satwa yang dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Animalium ini berlokasi di KST SOEKARNO, Jl. Raya Jakarta-Bogor No.KM 46, Sentul, Kec. Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16911. Masih berada dalam kawasan BRIN itu itu sendiri ya. Dari pintu masuk BRIN kami diberi kartu tanda pengunjung yang harus dikembalikan saat keluar nanti, kemudian kami diarahkan menuju Animalium.
Animalium buka setiap hari (Senin-Minggu) dari jam 09.00 pagi hingga jam 05.00. Kami berkunjung ke Animalium pada hari Sabtu siang yang kupikir pasti akan ramai di sana seperti tempat wisata pada umumnya. Namun, ternyata dugaanku salah. Sabtu siang di sana bisa dibilang tampak sepi, hanya beberapa pengunjung saja yang terlihat.
Suamiku membeli tiket masuk yang ternyata terdiri dari paket kelompok dan per orangan. Kami memilih paket per orangan dengan harga Rp. 95.000,- per orang. Kami hanya membeli dua tiket untuk orang dewasa karena anak kami belum masuk usia sekolah sehingga tidak diwajibkan membeli tiket masuk.
Selain mendapatkan tiket masuk, kami juga diberi dua buah modul beserta pensilnya. Modul ini berisi pengetahuan seputar satwa serta beberapa pertanyaan terkait sebagai media untuk belajar selama berkeliling di Animalium. Modul ini terdiri dari dua versi, bahasa indonesia dan bahasa inggris yang keduanya memiliki pembahasan yang berbeda. Kupikir modul ini harus diisi selama berada di Animalium, ternyata hanya sebagai merchandise aja, hehehe. Buat belajar nanti di rumah.
Modul |
Setelah membeli tiket, kami pun bergegas masuk. Tak ada petugas di pintu masuk. Aku takut melihat ekspresi anak kami yang seperti panik saat berada di ruang utama karena memang pencahayaannya dibuat tampak redup, aku takut dia nangis, wakakak, tapi setelah melihat banyak sekali aneka ragam replika hewan di sana dia pun mulai antusias ingin tahu, mulai mengeksplor kesana-kemari. Ruangannya luas dan adem ya, cukup memberi kenyamanan pengunjung.
Di ruangan pertama terdapat macam-macam replika hewan beserta anatominya, mulai dari jenis-jenis telur, jenis-jenis sayap, jenis-jenis paruh, dan juga jenis-jenis cakar. Nggak hanya unggas ya, hewan lain pun ada, setiap gambar memberikan informasi sehingga pengunjung bisa mengenal lebih dekat dengan aneka satwa. Selain replika aneka hewan, di sana juga terdapat alat-alat peraga yang bisa membantu pengunjung untuk mendapat informasi lebih, seperti melihat struktur tulang hewan mamalia dengan menggunakan mesin seperti x-ray, tapi bukan x-ray tentunya ya. Ada juga alat peraga untuk mengetahui tingkat ketajaman penglihatan antara hewan dan manusia.
Setelah jalan-jalan di lantai pertama, kami penasaran dengan lantai di atasnya. Kami pun menuju lantai dua yang ternyata sama dipenuhi dengan aneka ragam replika hewan, di sini lebih banyak burung sih. Ada juga alat peraga untuk mendengarkan ragam suara kicauan burung. Ternyata dua ruangan ini merupakan tempat untuk pengunjung berkenalan dengan satwa melalui replikanya sebelum berkenalan langsung dengan satwa dalam bentuk sungguhan.
Di setiap ruangan tersebut terdapat seperti pintu rahasia, aku sih menyebutnya pintu kemana saja karena saat melewati pintu itu, kita akan diajak lebih banyak mengenal aneka satwa sungguhan melalui pintu-pintu lainnya yang saling terhubung satu sama lain.
Jadi, secara umum, Animalium dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu lobby yang mana didalamnya terdapat replika hewan serta multimedia interaktif, dan eksibisi yaitu rempat dimana kita bisa beriteraksi dengan hewan secara langsung maupun tidak langsung di habitat aslinya.
Ini pertama kalinya anakku bermain langsung dengan burung merak. Pengunjung diperbolehkan masuk ke habitat burung merak dan melihatnya dalam jarak dekat, hanya saja tidak diizinkan untuk menyentuh atau memberi makan hewan di sana.
Anakku juga tampak senang melihat beraneka ragam ikan dalam aquarium yang beberapa diantara ikan itu sudah dia kenali. Selain ikan, ada juga hewan sejenis reptil, amfibi, dan aneka ragam serangga yang sudah dikeringkan maupun serangga hidup seperti tarantula dan sebagainya.
Lumayan seru juga bermain dan belajar bersama anak balita di Animalium. Hanya saja hewan-hewan di sana belum begitu banyak, masih ada beberapa kandang yang tampak kosong di sana. Semoga nanti semakin bervariasi lagi hewan-hewan di sana.
Disamping itu, di Animalium juga menyediakan fasilitas umum lain seperti parkiran yang kurasa cukup luas, musholla yang bersih dan cukup luas, toilet, ada juga ruang laktasi yang lokasinya berada di gedung yang sama dengan musholla. Hanya sedikit saran untuk peralatan ibadah di musholla sebaiknya tidak hanya menyediakan peralatan ibadah untuk akhwat saja melainkan untuk ikhwan juga karena terkadang ada ikhwan yang memerlukannya. Selain itu, terdapat juga cafetaria untuk jajan-jajan cantik. Posisinya ada di dekat pintu keluar.
Nah Diaris tertarik nggak nih main ke Animalium?. Menurutku ini sangat cocok untuk segala usia sih, tadinya kupikir hanya cocok untuk anak usia sekolah saja atau pelajarlah ya karena memang mirip seperti museum, tapi ternyata anakku pun senang berkunjung ke Animalium. Aku dan suami juga sebagai orang tua bisa belajar mengenal lebih dekat tentang satwa-satwa. Menurutku untuk harga tiketnya sih bisa dibilang sepadanlah ya dengan perawatan yang harus dilakukan dalam menjaga dan merawat aneka satwa beserta habitatnya.
Oke Diaris, kurasa cukup sampai di sini saja cerita jalan-jalan bersama anak balita kami di Animalium. Semoga menghibur. Terima kasih sudah membaca diaryku.
pasti sangat menyenangkan bermain dengan balita disana
BalasHapus