Langsung ke konten utama

Cabut Gigi Premolar di Bogor Dental Center



Assalamualaikum

Sebenarnya ini bukan pengalaman pertama berkunjung ke dokter gigi. Sebelumnya aku pernah ke dokter gigi, tapi hanya untuk tambal gigi karena gigiku berlubang parah dan sering menimbulkan rasa sakit. Dari kecil aku memang punya kebiasaan buruk tidak menyikat gigi sebelum tidur. Sikat gigi sih terkadang bisa sehari tiga kali, tapi selalu mengabaikan sikat gigi sebelum tidur karena beranggapan bahwa sudah dilakukan saat mandi sore.

Selain itu, aku juga mengabaikan anjuran untuk periksa gigi setiap enam bulan sekali karena kupikir berkunjung ke dokter gigi hanya untuk mereka yang memiliki keluhan dengan giginya. Sedangkan aku? saat sakit gigi pun hanya cukup dengan meminum obat anti nyeri. Alhasil gigiku banyak yang berlubang hingga karies ditambah lagi banyak karang gigi disela-selanya.

Awalnya seperti biasa aku tak peduli dengan perawatan gigi. Sikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur seperti yang sering kubaca di kemasan pasta gigi pun sudah cukup untuk merawat gigi pikirku. Namun, waktu itu aku tak sengaja menonton salah satu acara televisi yang mebahas kesehatan gigi dan mulut. Salah satu narasumber di acara tersebut mengatakan bahwa lubang pada gigi akan mudah dihinggapi bakteri dan bisa menyebar  melalui pembuluh darah ke dalam tubuh serta merusak organ-organ lain, salah satunya jantung. Ngeri sih aku dengernya. Saat itu mulai terpikir untuk merawat kesehatan gigi apalagi salah satu gigiku mulai karies dan menghitam pasti jadi sarang bakteri pikirku. Aku berniat mencabut salah satu gigi premolar atas yang mulai menghitam, tapi sempat terhambat oleh rasa takut karena  ada yang berkata bahwa pencabutan gigi atas berisiko pada penglihatan karena syarafnya yang berdekatan dengan syaraf mata.

Sebelum membuat keputusan, seperti biasa aku melakukan riset mulai dari mencari klinik gigi yang bagus yaitu yang banyak pelanggannya dan baik testimoninya, mencari informasi mengenai risiko mencabut gigi atas, sakit atau tidaknya mencabut gigi karena ini adalah yang pertama kali, serta mencari artikel pengalaman-pengalaman orang lain perihal perawatan pasca mencabut gigi. Ribet amat sih, tapi itulah aku yang segala sesuatunya harus dipastikan dulu.

Setelah berbulan-bulan lamanya aku membaca artikel-artikel tentang kesehatan gigi, berkunjung dari satu blog ke blog lainnya, aku pun memilih Bogor Dental Center sebagai tempat untuk treatment gigi. Selain lokasinya yang dekat dengan tempat kostku, aku juga berhasil diyakinkan oleh salah satu blogger yang pernah cabut gigi di sana. Fix, tanggal 12 September 2020 pukul 15.00 WIB aku membuat reservasi untuk cabut gigi di Bogor Dental Center via whatsapp.

Bogor Dental Center sore itu tampak lengang, mungkin karena semua pasien yang datang ke sana sudah memiliki jadwal masing-masing sehingga tak harus mengantre panjang. Begitu tiba di TKP aku menuju kasir sekaligus tempat pendaftaran, lalu mengecek reservasi yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum mengisi formulir (karena aku baru pertama kali treatment), aku dianjurkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu di kamar mandi yang telah disediakan. Setelah mengisi formulir, aku diminta untuk mengenakan APD (Alat Pelindung Diri), mulai dari penutup kepala, baju, dan penutup kaki, lalu diarahkan untuk segera menuju ruang dokter di lantai dua.

Deg-degan sih pasti, selain karena jantungku masih berfungsi, ini adalah kali pertamanya aku cabut gigi. Saat memasuki ruang praktek, suster dan dokter yang dibalut dengan APD menyambutku dengan ramah terdengar dari suaranya yang begitu lemah lembut. Byaaaarrrrr… ambyar sudah rasa tegang dan takut yang sejak tadi mengiringi setiap langkahku.

Aku duduk di ---aku menyebutnya--- kursi eksekusi, lalu berkumur menggunakan antiseptic yang telah disediakan. Dokter mulai memeriksa gigiku sambil sesekali memberiku saran-saran untuk merawat gigiku yang tampak terbengkalai itu, wkwkwk. Aku memang berniat untuk melakukan banyak treatment di sana, seperti scalling, cabut gigi, tambal gigi, dan whitening, kalau braces aku nggak berani meski gigiku memang tak berbaris dengan rapi.

So,sebelum melakukan eksekusi pada gigiku yang sudah menghitam itu, aku disarankan untuk melakukan scalling terlebih dahulu karena katanya cabut gigi akan membuat gusi mengalami pendarahan dan takutnya bakteri yang ada pada karang gigi mengakibatkan infeksi pada luka. Seumur hidup ini pertama kalinya melakukan scalling, bayangkan entah berapa jenis sisa makanan selama 25 tahun ini yang menjadi fosil di sana bahkan ada yang sampai menempel lekat ke gusi hingga menimbulkan rasa super ngilu saat membersihkannya. Uhhh joroknya aku ini.

Setelah kurang lebih lima belas menit scalling, tibalah saat yang menjadi alasan utama aku berada di sana. Cabut gigi. Aku akan dibius lokal terlebih dahulu supaya tidak merasakan sakit saat proses pencabutan gigi. Dokter bilang gigiku akan disuntik menggunakan jarum kecil, tapi bentuknya menyeramkan karena gagangnya seperti gagang obeng yang katanya nanti rasanya seperti tertusuk jarum pentul (jarum hijab). Saat itu aku berpikir bahwa dokter berusaha membohongiku agar tetap rileks. Entah kenapa aku begitu takut padahal sebelumnya aku pernah mengalami luka sayatan bekas operasi yang mungkin rasanya lebih dari ini. Dan….. jeng… jeng… jeng…. Benar. Rasanya seperti tertusuk jarum kecil biasa, nggak sakit dan nggak perih. Tak lama kemudian sebagian pipi kiri terasa kebas, tebal, kaku, rasanya seperti bengkak.

Inilah momen-momen yang menegangkan. Gigiku terasa seperti ditekan-tekan, didorong-dorong sampai berbunyi “krek” dan gigiku yang mulai menghitam berhasil dikeluarkan yang kupikir sudah selesai. Namun, ternyata akar gigi yang panjangnya kurang lebih satu centi masih menempel kuat di sana. Kengerian mulai menghantui lagi. Selama ini aku selalu cabut gigi sendiri karena gigiya memang sudah tanggal, sedangkan gigi yang kini akan dicabut seolah tak ingin melepaskan diri. Dan lagi pipiku rasanya seperti ditekan lebih kuat lagi. Aku hanya bisa pasrah dan mencoba untuk tenang.

“Aaww!!” aku menjerit pelan. Bukan karena sakit melainkan kaget seperti ada sesuatu berukuran besar lepas dari mulutku. Iya, akar gigi yang juga menghitam itu sudah beranjak dari singgasananya. Sontak aku berkumur dengan antiseptic dan dokter berkata, “Jangan terlalu lama berkumurnya ya karena darah yang keluar itu bagus untuk proses penyembuhan gusinya.” Kain kasa yang telah diberi betadine kini menempel di dalam bekas luka cabut gigi. “Gigit kain kasanya yang kencang selama lima belas menit, jangan sering meludah atau berkumur, jangan makan dan minum yang panas dan pedas selama dua puluh empat jam, jangan ada makanan yang masuk ke area luka cabut gigi, dan pelan-pelanlah saat menyikat gigi di area luka.” Begitu katanya. Sebelum pulang, dokter memberiku dua jenis obat, antibiotic dan pereda nyeri.

Dasar aku yang terlalu membayangkan berbagai kemungkinan buruk yang terjadi, salah satunya cabut gigi yang mana butuh berbulan-bulan lamanya untuk mengumpulkan keberanian karena terlalu membayangkan hal negative ditambah lagi cerita dari kanan-kiri yang memang kurang enak didengar. Ternyata cabut gigi tak seburuk yang dibayangkan sebelumnya, masih meyeramkan operasi usus buntu meski aku bisa melewatinya. Selama mematuhi anjuran dokter, inshaalloh semua akan baik-baik saja.

Nyesel sih karena dulu mengabaikan kesehatan gigi dan mulut hingga harus kehilangan satu gigi. Mungkin setelah ini aku akan mulai rajin merawat gigi supaya tidak ada lagi gigi yang membusuk. Nah, buat teman-teman yang hendak mencabut gigi atau treatment lainnya, aku merekomendasikan untuk mengunjungi Bogor Dental Center. Selain tempatnya yang bersih, steril, adem, juga memerhatikan protokol kesehatan mulai dari dokter hingga pasien, pasien juga bisa melakukan reservasi melalui contact whatsapp sehingga tak perlu lama-lama menunggu antrean, dan yang pasti dokternya cantik-cantik dan ramah membuat pasien nyaman dan rasa takut untuk treatment pun ambyar seketika.

Ada dua tempat treatment Bogor Dental Center yaitu di K. S, Jl. K S Tubun No.Ruko 7 No. 12, RT.05/RW.02, Cibuluh, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 16151 dan di Jl. Raya Tajur No.77 F, RT.02/RW.04, Pakuan, Kec. Bogor Sel., Kota Bogor, Jawa Barat 16134. So, teman-teman bisa mengunjungi Bogor Dental Center terdekat. Untuk info lebih lengkap bisa mengunjungi akun Instagramnya di @bogordentalcenter. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Semoga bermanfaat.

Akhirulkalam……


Komentar

  1. Total biayanya brapa waktu itu, kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu itu 900rb kak. Sudah termasuk scalling atas dan bawah, bius, obat anti nyeri, antibiotik. Tergantung jenis gigi yang mau dicabutnya kak.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman lahiran normal anak pertama di Rumah Sakit

  Assa lamu’alaikum… Dear diary. Kali ini aku hanya ingin berbagi cerita tentang pengalaman melahirkan anak pertama di rumah sakit dengan harapan ada manfaat yang bisa diambil dari pengalaman pertamaku ini. Kenapa Rumah Sakit? Sebelum memilih rumah sakit, aku mengunjungi bidan terlebih dahulu untuk memastikan di dalam rahimku ada calon bayi setelah kuyakin dengan benar test pack  yang kupakai bergaris dua, tapi di sana aku tidak mendapatkan apa-apa selain hasil tensi darah bahkan bu bidan tak menyentuh perutku sama sekali karena alasan usia kandunganku terbilang masih sangat muda, “belum kepegang” begitu katanya. Dia juga bilang bisa saja aku menstruasi lagi dan menyarankan untuk berkunjung lagi bulan depan. Kondisiku makin hari makin nggak karuan. Aku mulai merasakan pusing, mual, muntah hingga badan terasa lemas. Tak tahan rasanya jika harus menunggu hingga bulan depan. Kuputuskan untuk periksa ke dokter saja sekalian USG dan siapa tahu dikasih vitamin atau obat pereda rasa ...

Awal Mula Terkena Eye Floaters

  Eye Floaters Itu Apa Sih? Assa lamuálaykum , Diaris. Alhamdulillah aku udah nulis lagi sekarang. Mudah-mudahan bisa istiqomah  seperti janjiku dari dulu. Beberapa bulan lalu aku sempat vakum nulis di Blog. Bukan karena malas atau kena writer’s block, tetapi ada sedikit masalah dengan kesehatan mataku, ditambah lagi aktivitas sehari-hariku sebagai ibu rumah tangga yang cukup padat, anakku lagi fase aktif-aktifnya, serba ingin eksplor sana-sini. Sok sibuk banget deh aku pokoknya. Hehehe. Bicara tentang kesehatan mata yang menjadi alasanku vakum nulis di Blog. Aku lupa persisnya. Kalau nggak salah sekitar Bulan Juli 2022. Awalnya aku merasakan ada yang aneh dengan mataku yang sebelah kiri. Setelah kucari tahu dari berbagai sumber ternyata mataku yang sebelah kiri menderita Eye Floaters . Berdasarkan informasi yang kudapat dari laman alodokter, floaters adalah bayangan berbentuk bintik atau garis yang tampak mengambang atau melayang-layang pada penglihatan. Floaters sering terja...

Muntah darah saat hamil trimester pertama, mungkin ini penyebabnya...

Assalamu’alaikum…. Muntah darah. Kok ngeri ya judulnya berdarah-darah. Jadi, ini adalah pengalaman pertamaku menjalani kehamilan. Seperti wanita-wanita hamil pada umumnya yang mengalami morning sickness yaitu suatu kondisi dimana wanita hamil merasa mual dan muntah pada trimester pertama. Memang tidak semua wanita hamil mengalaminya, tapi morning sickness wajar dirasakan oleh wanita hamil karena adanya peningkatan hormon beta HCG . Berdasarkan informasi yang didapat dari Halodoc.com, kondisi tersebut dikatakan normal dan pertanda baik karena mengindikasikan adanya plasenta yang tumbuh dengan baik dan normal.  Meski begitu, morning sickness bisa saja mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat membahayakan jika mual dan muntah dirasa berlebihan, seperti yang pernah kualami di trimester pertama. Jika dilihat dari kalimatnya, morning sickness harusnya terjadi pada pagi hari. Namun, kenyataannya dapat dirasakan dalam beragam waktu, entah itu pagi, siang, sore atau malam. Aku...