Langsung ke konten utama

Nonton Film Jumbo Di Bioskop Bareng Anak Balita


Assalamu'alaikum Diaris.

Aku mau cerita nih pengalaman pertama kali mengajak anak balita nonton bioskop. Rasanya tuh deg-degan banget. Padahal film yang kami tonton tentu bukan film horor. Hihihi.

Pasca lebaran kemarin, aku baru tahu dari suami yang notabene 'sipaling up to date' bahwa di bioskop sedang tayang film animasi karya anak negeri (Indonesia). Seperti biasa, aku hanya mengiyakan saja karena aku bukan penikmat film animasi, responku pun biasa aja.

Suatu malam, kebetulan suamiku baru pulang kerja. Setelah mandi, shalat, dan bersiap untuk makan malam, dia langsung antusias memutar sebuah video youtube di televisi. Katanya sih lagu video soundtrack film animasi yang diceritakannya kemarin. Aku dan anak kami yang masih balita ikut menontonnya. Lagunya enak didengar, video clipnya pun bagus, lucu, kurasa itu salah satu bagian dari scene filmnya. Anak kami pun menyukai lagunya sampai diputar beberapa kali.

Suamiku mulai penasaran dengan film animasi yang berjudul Jumbo itu. Dia ngajak aku nonton. Selain suami, temanku juga ada yang sempat mengajak nonton bareng film tersebut. Kok orang pada semangat nonton film animasi itu ya?. Mungkin karena film animasi karya anak bangsa kali ya. Aku penasaran, dan coba searching di Mbah Google. Ternyata film animasi Jumbo ini disutradarai oleh seorang komika bernama Ryan Adriyandhy. Hmm.. pantesan suamiku kepingin nonton. Maklum, suamiku ini bisa disebut sebagai "sipaling komika", mungkin sutradaranya film tersebut salah satu komika favoritnya setelah Choki Pardede dan Tretan Muslim.

Dan lagi suamiku mengajak aku nonton film Jumbo di bioskop. Bukan apa-apa, kami punya anak balita yang mana aku nggak kepikiran akan mengajaknya nonton bioskop. Dia belum paham apa itu bioskop, meskipun filmnya untuk semua umur. Dan, nggak mungkin juga sampai harus menitipkan si anak balita demi untuk nonton bioskop.

Awalnya kupikir ajakan suamiku ini kuanggap sebagai sebuah candaan, tapi ternyata aku salah. Dia serius. Tak hanya aku yang diajak, dia juga mengajak anak balita kami yang belum mengerti, namun mengiyakan aja. Hihihi.

Sebelum pergi ke bioskop, aku dan suami mencoba menjelaskan apa itu bioskop kepada si anak balita. Kami mencoba menggambarkan seperti apa suasananya saat nonton film di bioskop, kami juga mencari video orang yang sedang nonton bioskop di kanal youtube. Si anak balita ini tampak antusias dan tertarik hingga dia sendiri yang meminta nonton Jumbo di bioskop. Meski begitu, aku masih nggak yakin sih, apakah dia benar-benar mengerti atau nggak?.

Singkat cerita, hari itu bertepatan dengan hari libur nasional, kami pergi ke Mall BTM yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah. Kami berangkat bakda Dzuhur. Seperti biasa jalanan macet di hari libur, orang-orang pada sibuk menghibur diri. Sekitar jam setengah tiga, kami tiba di TKP. Sebelum nonton, kami pergi makan dulu karena memang niatnya makan siang di luar.

Selesai makan, kami beranjak ke mushola karena kebetulan sudah masuk waktu Ashar. Kami sholat bergantian. Setelah itu, kami segera beranjak ke bioskop. Film Jumbo yang akan kami tonton tayang jam empat lewat lima belas. Suamiku ikut masuk dalam antrean yang cukup panjang, sedangkan aku menunggu bersama si anak balita yang tampak begitu semangat ingin segera nonton Film Jumbo.


Setelah berhasil mendapatkan tiga buah tiket, kami memasuki studio dan duduk di kursi L karena itu yang tersisa. Kami memilih posisi kursi paling ujung supaya lebih mudah keluar-masuk jika si anak balita nggak betah, sehingga tidak mengganggu kenyamanan orang lain.

Saat kami masuk, lampu bioskop masih menyala pertanda film belum mulai, meski waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima. Si anak balita, dengan langkah sedikit ragu, mengeksplor sekeliling bioskop. Wajahnya tampak panik setelah kami ajak dia duduk di kursi sambil menikmati iklan-iklan film di layar lebar itu. Masih dengan wajah panik, dia pun minta digendong oleh ayahnya.

Untung saja, film Jumbo segera mulai dan lampu bioskop mulai mati saat si anak balita sedang fokus menonton film. Di menit-menit awal si anak Balita masih anteng nonton, tapi lama-kelamaan dia mulai bosan, sesekali dia minta keluar sambil melihat sekeliling yang tampak remang-remang.

Setiap si anak balita ingin keluar, kami coba menahannya dengan mengiming-imingi lagu OST. Jumbo favoritnya , "nanti ada nyanyinya lagi" kurang lebih kayak gitu, hingga tak terasa kami pun sampai diujung filmnya. Si anak balita pun menyelesaikan tontonannya, meski sedikit drama. Hehehe.

Seumur hidup, kayaknya baru kali ini aku nonton film animasi anak-anak di bioskop. Menurutku filmnya memang bagus, kualitas animasinya bisa bersaing dengan film-film animasi internasional. Keren sih, asli. Selain kualitas animasinya, ceritanya juga bagus.

Film Jumbo ini bergenre fantasi yang dibalut dengan kehidupan sosial yang relate dengan kehidupan sehari-hari di sekeliling kita. Banyak pesan moral yang disampaikan dalam film Jumbo ini, misalnya seperti jangan menilai seseorang dari luarnya saja. Hal ini ditunjukkan oleh para tokoh dalam film yang semuanya memiliki latar belakang kehidupan yang tidak mudah. Contohnya saja tokoh Atta yang selalu membully Don, si tokoh utama.

Atta melakukan hal itu karena dia merasa iri dengan kehidupan Don yang tak bisa dia miliki. Namun, dibalik itu semua, Atta adalah seorang anak yang baik, dia membantu Abangnya yang merupakan keluarga satu-satunya yang dia miliki untuk mencari uang.

Tidak hanya Atta, melainkan Don, Nurman dan Mae pun memiliki cerita kehidupan yang sama pilunya, mereka berusaha untuk berdamai dengan keadaan, menikmati kehidupan dengan sebaik-baiknya.

Selain itu, dari film Jumbo ini aku belajar bahwa betapa pentingnya menjadi pendengar yang baik. Bukan hanya kita saja yang ingin didengar dan dimengerti, tapi orang lain pun sama.

Sebenarnya masih banyak pesan moral yang disampaikan dalam film Jumbo ini. Diaris bisa nonton langsung ya biar lebih berasa keseruannya dan lebih sampai ke hati. Hehe. Intinya film ini adalah film animasi karya anak bangsa yang pertama kali aku tonton di bioskop dan aku nggak menyesal. Nggak heran sih, film Jumbo ini meraup 10 juta penonton karena memang filmnya sebagus itu.

Ok Diaris, terima kasih telah membaca ceritaku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN PERTAMA KALI IKUT SELEKSI CPNS KEMENTERIAN KEUANGAN

  Assalamu'alaykum Diaris Beberapa minggu yang lalu aku mendapat informasi pembukaan pendaftaran CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dari sebuah grup whatsapp. Aku coba iseng buka tautannya, lalu membaca beberapa persyaratan umum yang tertera di sana. Ternyata batas usia untuk CPNS tahun ini sampai 35 tahun. Lumayan juga ya nggak seperti terakhir kali aku ikut pendaftaran CPNS yang mana batas usianya rata-rata sampai 25 tahun aja. Aku ingat waktu itu tinggal hitungan hari usiaku sudah masuk 25 tahun. Cukup ketar-ketir. Sudah tiga kali aku ikut mendaftar CPNS. Kalau nggak salah sih dari tahun 2017, 2018, dan 2019. Wah ternyata tiap tahun ada pembukaan CPNS ya. Menjadi PNS merupakan salah satu hal yang diinginkan oleh kedua orang tuaku karena menurut mereka PNS adalah jenjang karir yang bisa dikatakan aman mengingat adanya uang pensiun saat purna bakti. Seperti Bapakku mantan pegawai BUMN yang sampai saat ini sudah dalam masa purna bakti, tapi masih mendapatkan uang pensiun yang alhamd...

Pengalaman lahiran normal anak pertama di Rumah Sakit

  Assa lamu’alaikum… Dear diary. Kali ini aku hanya ingin berbagi cerita tentang pengalaman melahirkan anak pertama di rumah sakit dengan harapan ada manfaat yang bisa diambil dari pengalaman pertamaku ini. Kenapa Rumah Sakit? Sebelum memilih rumah sakit, aku mengunjungi bidan terlebih dahulu untuk memastikan di dalam rahimku ada calon bayi setelah kuyakin dengan benar test pack  yang kupakai bergaris dua, tapi di sana aku tidak mendapatkan apa-apa selain hasil tensi darah bahkan bu bidan tak menyentuh perutku sama sekali karena alasan usia kandunganku terbilang masih sangat muda, “belum kepegang” begitu katanya. Dia juga bilang bisa saja aku menstruasi lagi dan menyarankan untuk berkunjung lagi bulan depan. Kondisiku makin hari makin nggak karuan. Aku mulai merasakan pusing, mual, muntah hingga badan terasa lemas. Tak tahan rasanya jika harus menunggu hingga bulan depan. Kuputuskan untuk periksa ke dokter saja sekalian USG dan siapa tahu dikasih vitamin atau obat pereda rasa ...

Muntah darah saat hamil trimester pertama, mungkin ini penyebabnya...

Assalamu’alaikum…. Muntah darah. Kok ngeri ya judulnya berdarah-darah. Jadi, ini adalah pengalaman pertamaku menjalani kehamilan. Seperti wanita-wanita hamil pada umumnya yang mengalami morning sickness yaitu suatu kondisi dimana wanita hamil merasa mual dan muntah pada trimester pertama. Memang tidak semua wanita hamil mengalaminya, tapi morning sickness wajar dirasakan oleh wanita hamil karena adanya peningkatan hormon beta HCG . Berdasarkan informasi yang didapat dari Halodoc.com, kondisi tersebut dikatakan normal dan pertanda baik karena mengindikasikan adanya plasenta yang tumbuh dengan baik dan normal.  Meski begitu, morning sickness bisa saja mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat membahayakan jika mual dan muntah dirasa berlebihan, seperti yang pernah kualami di trimester pertama. Jika dilihat dari kalimatnya, morning sickness harusnya terjadi pada pagi hari. Namun, kenyataannya dapat dirasakan dalam beragam waktu, entah itu pagi, siang, sore atau malam. Aku...