Assalamu'alaykum Diaris.
Kemarin aku membaca berita di salah satu akun berita di media sosial tentang judi daring yang tengah marak saat ini. Ada sebuah pernyataan bahwa korban judi daring ini bisa diklasifikasikan sebagai penerima bansos. Pernyataan tersebut muncul dilatarbelakangi oleh dampak judi daring yang bisa menjadikan seseorang miskin. Membaca ini keningku mengerut seketika seraya bertanya-tanya dalam hati yang dimaksud korban di sini tuh yang mana? Keluarganya yang terdampak? Atau si pelaku yang secara sadar bermain judi daring padahal sudah paham itu perbuatan yang salah. Lagi pula jika sampai diberi bansos bukankah akan membuat mereka merasa nyaman dan damai dengan perbuatannya. Makin sulit aja tuh judi daring diperangi.
Eh tapi sebenarnya diary kali ini bukan untuk membahas judi daring apalagi pernyataan yang diberitakan. Aku hanya ingin curhat seperti biasa apa yang baru saja kualami yang menurutku berkaitan dengan kemajuan teknologi saat ini. Kita berada di era yang mana teknologi semakin hari semakin maju dibuktikan dengan berbagai macam kemudahan yang diberikan dampak dari perkembangan teknologi tersebut. Bisa kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya olehku si manusia rumahan.
Cukup dengan rebahan di rumah, aku bisa belanja secara daring, baik untuk kebutuhan pribadi maupun kebutuhan dapur. Selain itu, aku juga bisa dengan mudah memperoleh ragam informasi hanya dengan duduk santai dari rumah, aku bisa bekerja juga hanya dari rumah dengan jualan secara daring, dan masih banyak lagi kemudahan-kemudahan lain yang dirasakan dampak dari kemajuan teknologi.
Namun, kemudahan-kemudahan tersebut kadang mengalihkan atau bahkan membuat kita lupa tentang sisi negatif dari kemajuan teknologi. Seperti yang kita ketahui, segala sesuatu itu pasti memiliki dua sisi, positif dan negatif. Contohnya gula dengan rasanya yang manis memiliki sisi positif sebagai sumber energi dari glukosa, dan memiliki sisi negatif yakni berubah jadi penyakit jika dikonsumsi secara berlebihan. Itulah fungsi akal pikiran manusia yakni untuk memilah mana yang baik dan buruk supaya tak tersesat saat menjalani kehidupan.
Disamping banyaknya manfaat yang bisa diambil dari kemajuan teknologi saat ini, ternyata tak kalah banyak pula mudharat di dalamnya salah satunya adalah judi daring ini. Kita tak bisa meminta agar para ahli teknologi memfilter hanya memberikan yang baik-baik saja, tapi itu menjadi tugas kita sebagai manusia yang diberi akal pikiran untuk memilahnya sendiri, mana yang layak dikonsumsi dan tidak, sesuai akal sehat kita masing-masing. Hanya saja anehnya sudah tahu banyak mudharatnya, tapi tiap hari nambah terus para pelaku judi daring ini dari berbagai kalangan.
Selain judi daring, kemajuan teknologi ini tak sedikit melahirkan situs-situs liar lainnya yang malas aku menyebutkannya di sini, ada juga modus-modus penipuan yang semakin kesini semakin beragam membuat korban sulit memastikan apakah ini penipuan atau bukan. Ngomong-ngomong soal penipuan, aku juga pernah kena. Waktu itu uangku seratus ribu melayang karena penipuan media sosial. Kalau inget itu, aku merasa pinter banget deh bisa-bisanya kena jebakan, wakakak. Oh iya ceritanya sudah pernah kutulis di diary ini (klik aja ya).
Kali ini aku juga mau cerita lagi tentang modus penipuan lagi yang baru saja kualami. Sebenarnya modus ini tuh sudah beredar di masyarakat luas, tapi berhubung aku juga mengalami maka tak ada salahnya aku bagikan ceritanya di sini.
Jadi, pagi itu pas banget aku baru saja selesai pakaikan baju anakku. Tiba-tiba ada pesan masuk via whatsapp dari nomor tak dikenal. Jika dilihat dari photo profilnya sih dia menyebut dirinya sebagai narahubung aplikasi Dana. Isi pesannya kurang lebih seperti ini:
"Selamat pagi. Ini dengan (Nama lengkapku)."
Aku sudah tahu sih ini penipu, lagi pula setahuku narahubung Dana itu hanya ada di aplikasinya deh. Benar nggak sih Diaris?. Ya sudah kujawab saja pesannya cukup dengan kata 'iya'. Nggak lama kemudian, si penipu ini menghubungiku lewat panggilan whatsapp. Dia mencoba menirukan gaya bicara mbak-mas narahubung pada umumnya, hanya saja ini versi berbelit-belitnya. Kalimatnya tuh muter-muter kesana kemari, mulai dari cara dia mengenalkan diri, memastikan nama lengkap targetnya, nomor gawai, semua terkesan berbelit-belit.
Setelah sesi basa-basi itu, dia mulai menyampaikan maksud dan tujuannya untuk menipuku dengan modus memberitahukan padaku bahwa ada percobaan masuk ke akun Dana milikku dari gawai dengan jenama tertentu. Dia bertanya apakah aku pakai gawai dengan jenama tersebut?. Kujawablah asal-asalan sambil berusaha mengikuti permainannya. Lalu dengan nada sedikit panik dia bilang bahwa akun Dana milikku terpaksa diblokir sementara sebagai bentuk pengamanan. Dia menawarkan padaku apakah aku berniat membuka blokiran atau tidak. Jika tidak, maka saldo Dana akan diblokir secara permanen, begitu katanya.
Sebagai nasabah aku memilih untuk buka blokirnya dong. Lagi-lagi dia berusaha memastikan bahwa aku yakin untuk membuka blokirnya, masih dengan gaya berbelit-belitnya. Lalu dia bilang akan mengirimkan form untuk kuisi melalui whatsapp sebagai persetujuan buka blokiran. Lama-lama aku bete juga mendengar suara si penipu yang terdengar memaksa. Akhirnya langsung kutodong dia bahwa dia hendak menipuku, tapi ya mana ada maling ngaku. Dia tetap berusaha meyakinkan bahkan bilang saldoku sudah terpotong. Aku iseng nanya berapa sisa saldoku, sambil mikir dia menjawab asal dan memaksaku untuk mencoba masuk ke akun Dana milikku.
Akhirnya kuakhiri percakapan dengan si penipu. Kulaporkan sebagai spam nomor whatsappnya. Kupikir akan berakhir begitu saja, eh nggak lama kemudian dia kirim pesan lagi melalui whatsapp dengan nomor lain dan photo profil icon Aplikasi Dana, biar lebih meyakinkan kali ya. Kulaporkan lagi nomor tersebut berharap dia nggak kirim-kirim pesan lagi.
Nggak ngerti lagi deh dari mana mereka dapat nomor gawai target-targetnya, masak iya kayak zaman dulu pakai sistem acak nomor. Tapi menurut salah satu sumber sih ada yang namanya jual beli data gitu, salah satunya nomor gawai. Entahlah betulan atau nggak, tapi ya di era serba canggih ini banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Tapi eh tapi sebenarnya sebelum dapat telepon dari si penipu itu, grup RT di tempat tinggalku mendapat pesan dari salah satu warga yang isinya berupa undangan pernikahan dalam bentuk '.apk'. Itu loh modus penipuan atau peretasan yang lagi hangat diperbincangkan. Kurasa warga tersebut baru saja kena jebakan betmen dan gawainya diretas oleh si pelaku. Kemungkinan yang mengirim pesan itu pun si pelaku yang kemudian menyasar kontak lain.
Hmm.. benar-benar ya zaman sekarang tuh harus super hati-hati. Nggak boleh kalah pinter sama penipu. Semakin majunya teknologi harus diimbangi dengan SDM yang cerdas dan berakal sehat supaya teknologi yang ada bisa bermanfaat. Kita yang hidup di era modern ini dituntut untuk selalu belajar, membuka pikiran, dan menjadi manusia cerdas juga berakal sehat. Semoga diary kali ini menghibur dan bermanfaat ya. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar