Assalamu'alaykum Diaris.
Dengar-dengar THR udah pada turun nih, hehehe. Diaris kalau dapat THR suka beli apa nih?. Musim THR kayak gini aku suka ingat masa-masa jadi karyawan dulu. THR memang salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu setiap bulan Ramadan oleh para pekerja. Jangankan pekerja, bukan pekerja pun nunggu THR juga loh, kayak aku misalnya yang sekarang sebagai ibu rumah tangga pun nunggu THR dari suami, wakakak.
Waktu aku masih jadi pekerja, saat momen dapat THR tiba biasanya sebagian uangnya kuberikan ke Mama untuk tambahan budget hidangan lebaran, beli baju lebaran untuk orang tua, gantian kan ya dulu mereka yang belikanku baju lebaran, lalu kuambil lagi sebagian uang THR untuk ongkos mudik dan bagi-bagi THR ke saudara-saudaraku yang masih anak-anak, sisanya masuk ke rekening tabunganku dan mengendap lama di sana. Daripada bingung kan ya beli apa lagi, hehehe.
Tak jarang sih aku bingung saat mendapat THR, bingung uangnya buat apa. Terserah deh kalau ada yang bilang sombong atau apapun, tapi emang bener aku belum banyak kebutuhan dan keinginan saat itu, makanya aku selalu simpan di rekening tabungan, siapa tahu suatu hari nanti aku bisa pakai uang itu untuk the real kebutuhanku. Mungkin ada yang bilang "sedekahkan aja", tentulah sudah ada porsinya untuk hal itu ya.
Dibilang hemat, nggak juga. Irit pun nggak, apalagi pelit. Aku hanya nggak suka membelanjakan uang untuk hal-hal yang kurasa belum dibutuhkan, bahkan pakaian pun aku jarang beli, kebetulan lemariku nggak begitu besar sehingga kalau sering beli pakaian yang ada lemariku cepat penuh terisi. Selama pakaian masih bagus, akan tetap kupertahankan di dalam lemari dan tak perlu beli yang baru. Makanya jangan heran kalau ada yang melihat pakaianku itu-itu saja, wakakak.
Begitu pun saat lebaran tiba. Ketika orang lain sibuk memilih macam-macam dress code untuk lebaran, aku adalah salah seorang yang nggak peduli akan hal itu. Bagiku untuk menyambut hari lebaran tak perlu memakai pakaian baru, cukup dengan pakaian yang bersih dan rapi. Biasanya aku pakai stok pakaian yang memang sudah lama ada di lemari, sampai-sampai Mama berkomentar dan terheran-heran kenapa aku nggak beli baju lebaran katanya. Jawabannya karena aku merasa belum perlu beli baju baru, masih ada baju yang lama. Kalaupun di suatu momen lebaran aku pakai pakaian baru berarti memang aku lagi butuh pakaian baru dan pastinya ada pakaian lamakuyang sudah pensiun alias meninggalkan lemari.
Sejak kecil aku punya tradisi pakai pakaian baru setiap lebaran. Mama paling heboh membelikan anak-anaknya baju baru untuk lebaran sehingga saking terbiasanya membuat aku merasa nggak lebaran kalau nggak pakai pakaian baru waktu itu. Tapi, setelah aku mulai dewasa, awalnya sih pas aku kuliah semester akhir hingga sekarang, keinginan pakai pakaian baru saat lebaran mulai menghilang, apalagi pernah di suatu lebaran Mama membelikanku pakaian yang modelnya memang unik, lucu, aku juga suka, tapi sayangnya pakaian tersebut nggak nyaman dipakai sehari-hari, modelnya terlalu serius, bahkan saat bepergian pun rasanya kurang pas. Akhirnya tuh pakaian lebih sering berdiam diri di dalam lemari hingga tak muat lagi di badanku. Sayang kan ya.
Dari sejak itu, aku udah jarang lagi beli pakaian baru untuk lebaran selama stok pakaian di lemari masih bagus dan muat, ditambah lagi badanku yang kurus ini membuat pakaianku jadi lebih awet, bahkan ada satu pakaian yang sejak aku masih SMP sampai aku kerja dan menikah pun masih muat, itu pakaian baru pensiun saat aku hamil karena berat badanku yang bertambah secara drastis.
Kupikir setelah menikah aku akan berubah, maksudnya aku akan menjadi emak-emak kekinian yang selalu ingin tampil kompak bersama keluarga dalam merayakan hari lebaran, salah satunya dengan memakai dress code sarimbit (itu loh yang couple), lalu berfoto dengan pose khas lebaran bersama suami dan anak, tapi faktanya aku masih sama seperti yang dulu, wakakak. Kebetulan suamiku juga punya kesamaan denganku untuk hal yang satu ini. Rasanya sayang sekali menghabiskan waktu hanya untuk mencari dan memilih dress code couple lebaran, dan juga pastinya pakaian tersebut nanti akan lebih sering nongkrong di lemari. Mubazir kan ya. Ada yang sama kayak aku nggak nih?.
Untuk menghindari mubazir, biasanya ada beberapa hal yang aku lakukan sebelum memilih atau membeli baju untuk lebaran. Sebenarnya sama aja sih seperti memilih dan membeli baju di hari-hari biasanya, ya sudahlah. Yuk disimak berikut ini!.
1. Cek isi lemari
Sebelum memutuskan untuk membeli pakaian untuk lebaran. Biasanya aku suka cek lemari, walaupun sebenarnya nggak dicek pun sudah ketahuan apa aja isi lemariku, pakaianku bisa dihitung jari. Cek lemari untuk memastikan apakah perlu membeli pakaian baru atau tidak. Hal ini berlaku untuk aku dan suami, kalau anak sih pasti beli pakaian baru, hehehe. Mungkin emang seperti itu ya orang tua terhadap anaknya, sama seperti Mamaku yang selalu mendahulukan baju lebaran untuk anak-anaknya.
2. Pilih pakaian yang pantas, bersih, dan rapi
Pakaian yang pantas tak selalu harus baru. Cukup dengan memiliki warna yang belum pudar, nggak kusam, bersih, rapi, dan masih muat di badan tentunya. Usahakan pilih pakaian yang menutup aurat yang mencerminkan seorang muslim dan muslimah.
3. Pilih pakaian yang nyaman dipakai
Memilih pakaian yang nyaman memang sangat penting, mulai dari bahan hingga modelnya. Baju dengan model simple serta bahan yang adem akan memudahkan saat beraktivitas selama lebaran, mulai dari saat shalat Idul Fitri hingga bersilaturahmi setelahnya.
4. Pilih pakaian sesuai kebutuhan
Lagi-lagi kebutuhan. Tapi memang bener kan ya segala sesuatu itu harus sesuai kebutuhan sebagai kunci anti mubazir. Kalau misal keadaan mengharuskan aku beli pakaian baru untuk lebaran, bukan pakaian yang sedang trend yang kubeli, melainkan pakaian yang sesuai kegiatan yang biasa ku lakukakan.
Baca juga: BEBERAPA KEGIATAN INI SUDAH MENJADI TRADISI RAMADAN DI TEMPAT TINGGALKU
Jika sehari-hari aku biasa pakai daster dengan model dress karena daster tuh emang simple dan nyaman banget kan ya, maka aku akan membeli pakaian dengan model dress semacamnya, biasanya aku pilih gamis yang simple (mirip-mirip daster, tanpa payet-payet), bisa juga dengan bahan rayon yang terkesan adem tanpa banyak hiasan di kanan-kirinya, dengan panjang gamis yang sesuai tinggi badanku supaya tak menyeret tanah saat berjalan ya Diaris. Jangan lupa pilih hijab yang simple juga, seperti khimar atau bergo yang menutup dada. Selain bisa dipakai saat shalat Idul Fitri, bisa juga dipakai untuk bersilaturahmi, atau aku pakai untuk mengikuti kegiatan keagamaan diluar bulan Ramadan.
Intinya pakaian lebaran yang kupilih dan kubeli adalah pakaian yang bisa kupakai juga di selain hari lebaran. Tak heran jika semua pakaianku tak ada yang sesuai trend, hehehe, yang penting nyaman dipakai aja. Hal ini berlaku untuk suami dan juga anakku.
Diaris ada yang sama kayak aku nggak nih?. Tim nggak suka ribet sama baju lebaran, hehehe. Itulah beberapa hal yang biasa aku lakukan saat memilih pakaian lebaran anti mubazir. Setiap orang punya cara masing-masing saat memilih pakaian lebaran, tulisan ini hanya sekadar sharing tentang kebiasaanku saat pilih pakaian lebaran. Siapa tahu ada yang sama kan ya. Semoga bermanfaat. See you.
Komentar
Posting Komentar