Langsung ke konten utama

CERITA NGABUBURIT RAMADAN TAHUN INI BERSAMA RQ. ANNIDA

 


Assalamu'alaykum Diaris.


Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata 'ngabuburit'?. Sebenarnya ngabuburit itu apa sih?. Ngabuburit merupakan salah satu kegiatan atau bisa juga disebut sebagai tradisi di bulan Ramadan yaitu menunggu adzan Maghrib menjelang waktu berbuka puasa. Setiap umat muslim memiliki cara masing-masing saat menunggu waktu berbuka puasa atau yang disebut ngabuburit. Ada yang jalan-jalan sore sambil mencari takjil, ada yang membaca buku, masak takjil sendiri, olahraga, sampai mengikuti kegiatan keagamaan, dan masih banyak lagi cara lainnya.


Dulu waktu masih kecil, aku biasanya ngabuburit dengan cara membantu Mama masak menu makan malam dan takjil, lalu nonton acara-acara Ramadan di televisi sampai tiba waktunya berbuka. Setelah merantau, kegiatan ngabuburitku berubah menjadi jalan-jalan santai di sore hari sambil mencari takjil dan makanan untuk makan malam. Paling males deh kalau harus keluar sore-sore di bulan Ramadan karena aku harus berdesakkan dengan orang-orang yang juga sibuk mencari takjil. Nggak hanya bersenggolan dengan orang-orang, melainkan dengan kendaraan juga. Itu cerita waktu aku masih kuliah. Beda lagi saat aku udah kerja, lebih praktis, cukup beli takjil dan makan malam di aplikasi jajan online aja. Aku tinggal rebahan menunggu makanan datang tanpa perlu berdesakkan. Ngabuburitku ya rebahan, rehat dari aktivitas seharian.


Sekarang statusku bukan lagi anak kecil, bukan juga mahasiswa, bukan juga karyawan swasta. Sekarang profesiku adalah sebagai ibu rumah tangga dengan satu anak balita yang setiap hari menghabiskan waktu hanya di rumah dengan beraneka kegiatan rumahan yang alurnya seperti roda berputar tanpa henti, hehehe.


Tak perlu kujelaskan pun sudah tergambar seperti apa kegiatan ngabuburitku di bulan Ramadan ini, sama dengan kegiatan sehari-hari, selain mengerjakan pekerjaan rumah, ya menemani anak balitaku bermain, kadang selang-seling sambil melakukan hobiku yaitu nulis di blog kesayangan atau membaca buku. Dengan begitu nggak terasa udah waktunya berbuka puasa aja kan ya.


Jujur sih kadang aku merasa bosan dengan rutinitasku ini, dan kupikir itu manusiawi ya. Apalagi saat menemani anak balitaku bermain yang kini mulai senang berimajinasi dengan mainannya, dia lagi senang bercerita sambil memainkan mainannya. Kadang aku berusaha untuk melibatkan diri dalam imajinasinya, tapi tak jarang dia menolak aku untuk ikut bermain dengannya. Alhasil aku hanya menonton anak balitaku bercerita.


Melihat tumbuh kembang anak balitaku setiap harinya membuatku berpikir bahwa menjadi orang tua itu memang harus dinamis, harus bisa mengimbangi setiap perkembangan anak supaya bisa terlibat dalam setiap kegiatannya. Tak jarang aku gugling tentang kegiatan apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk mendukung setiap perkembangan anak balita, kalau di sekolah ya semacam silabus gitu. Udah kayak guru aja ya, tapi ya memang seperti itulah peran orang tua. Anak belajar, orang tua pun harus belajar.


Seorang ibu merupakan madrasah pertama bagi anaknya. Sekolah atau lembaga pendidikan lainnya hanyalah media tambahan sebagai sarana pembelajaran anak di masyarakat. So orang tua punya tanggung jawab penuh atas anak, bukan gurunya di sekolah loh.


Mengingat peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anak, aku jadi semakin sadar begitu banyak kekurangan dalam diri ini, khususnya dalam hal keagamaan yang merupakan pondasi dalam menjalani kehidupan ini. Aku ingin sekali bisa mengajarkan agama dengan baik pada anak balitaku ini, minimal aku bisa mengajarinya membaca Alquran. Aku juga pernah mendengar di sebuah kajian bahwa orang tua dianjurkan untuk mengajarkan kalimat 'Bismillaahirrahmaanirrahiim' pada anak karena kalimat itu akan sering diucapkan dalam kehidupan sehari-harinya, terutama dalam shalat.


In Sha Alloh aku mampu mengajarkan kalimat 'Bismillaahirrahmaanirrahiim', tapi apakah hanya sebatas kalimat itu saja?. Jika suatu hari anakku belajar mengaji di tempat lain pun, bukan berarti aku sebagai ibu tak perlu lagi belajar, minimal aku bisa menjawab saat anak memberi pertanyaan. Apalagi aku juga sadar belum begitu pandai dalam memahami bacaan Alquran. Maka dari itu, mumpung anakku masih balita, rasanya belum terlambat jika aku mulai belajar lagi, menambah pengetahuan, serta menyempurnakan bacaan Alquran sebagai bekal pribadi sekaligus untuk bekal dalam mendampingi anak balitaku.


Selain niat untuk belajar, aku juga ingin menambah kegiatan baru yang bermanfaat disela-sela rutinitasku sebagai ibu rumah tangga yang itu-itu saja, mumpung suami masih kerja remote juga kan ya, setidaknya lebih mudah dalam membagi waktu. Ditambah lagi sekarang adalah bulan Ramadan, bulan penuh berkah yang tidur pun bernilai ibadah, tapi masak iya bulan Ramadan ini hanya dilewati dengan tidur-tiduran saja, setidaknya bulan Ramadan kali ini aku punya aktivitas baru anggaplah sebagai kegiatan ngabuburit yang bermanfaat.


Sebenarnya kegiatan belajar mengaji ini sudah berjalan jauh sebelum bulan Ramadan, kalau nggak salah empat bulan yang lalu. Itu pun agak maju mundur sih saat membuat keputusan. Aku takut berhenti di tengah jalan, tapi kembali lagi pada tujuan awalku belajar baca Alquran yang sudah kupaparkan di atas. Akhirnya saat itu aku gugling tempat-tempat belajar baca Alquran, dan bertemulah dengan Rumah Quran Annida. Aku sempat kaget juga sih karena lokasi Rumah Quran ini tuh masih satu perumahan denganku, hanya beda satu blok saja dari rumah.


Aku menghubungi kontak yang tertera di sana via whatsapp, dan tak lama kemudian aku dihubungi kembali oleh pemilik Rumah Quran tersebut. Beliau menjelaskan banyak hal tentang program belajar di Rumah Quran tersebut, dan aku cukup tertarik, ditambah lagi lokasinya yang tak jauh dari rumah, masih tetanggaan.


Singkat cerita, sampailah di hari dimana aku memulai belajar membaca Alquran di Rumah Quran Annida yang ternyata lokasinya itu sering kulewati saat mengajak anakku jalan-jalan sore. Memang setiap sore banyak anak yang mengaji di sana, kupikir hanya majelis seperti pada umumnya, seperti tempat belajar mengaji aku dulu waktu masih kecil, ternyata sudah punya nama dan pengajar sekaligus foundernya pun sudah tersertifikasi. Pembelajar di sana juga tidak hanya anak-anak saja, mulai dari balita hingga lansia.


Awalnya kupikir akan belajar seperti anak-anak yang setiap sore belajar mengaji, tapi ternyata tidak. Di sini aku belajar secara privat selama satu jam. Alhamdulillaah aku jadi bisa fokus belajarnya. Rumah Quran Annida menggunakan metode UMMI sehingga memudahkan kami sebagai pembelajar dalam memahami cara membaca Alquran yang baik dan benar.


Rumah Quran Annida memiliki program belajar khusus untuk tahsin. Sayang sekali tadinya kupikir bisa sekaligus belajar tafsir juga, hehehe. Untuk belajar membaca Alquran di Rumah Quran Annida ini dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp. 25.000,- yang dibayarkan hanya diawal saja, setelahnya tak ada biaya khusus lainnya, kecuali untuk infaq yang tidak ditentukan nilainya, bebas, semampu dan seikhlasnya. Ini berdasarkan pengalamanku aja ya.


Pada hari pertama belajar, seperti biasa ya perkenalan dulu dengan pengajar sekaligus foundernya. Beliau menjelaskan seperti apa proses belajar di RQ. Annida ini yang katanya belajar dalam bentuk jangka panjang karena betul-betul dari awal, disesuaikan dengan kemampuan pembelajarnya. Okelah siap, kataku. In Sha Alloh aku harus sampai betul-betul baca Alquran dengan baik dan benar.


Untuk mengetahui kemampuanku, aku diminta untuk membaca Alquran pada ayat tertentu. Barulah pengajar menentukan aku harus pakai buku panduan mana. Walau katakanlah aku bisa membaca Alquran, tapi ternyata masih banyak pengucapan huruf dan kalimat yang kurang tepat.


Selama proses belajar, hal yang paling aku takutkan adalah hilangnya semangat belajar, tapi setelah kujalani ternyata asyik juga, apalagi pengajarnya yang cukup ramah membuat para pembelajar merasa nyaman belajar di sana, khsususnya aku. Selain itu, tak jarang aku mendapati pembelajar lansia yang begitu semangat belajar membaca Alquran dari nol di sana. Maa Sha Alloh. Selain belajar tahsin, aku juga banyak mendapatkan pelajaran hidup dari cerita dan pengalaman yang dibagikan oleh pengajar setelah sesi pembelajaran.


Untuk jadwal belajarnya, setiap pembelajar di sana memiliki jadwal belajar masing-masing karena memang sistemnya privat ya. Aku mendapat jadwal pagi sekitar pukul 09.00 WIB sesuai permintaanku, harinya boleh bebas (antara Senin sampai Jumat, Sabtu dan Minggu libur). Aku minta jam pagi karena menyesuaikan dengan jam kerja suamiku biar nggak terganggu, walaupun kadang terganggu juga ya, hehehe. Sebenarnya belajar membaca Alquran merupakan salah satu tugas seorang suami terhadap istrinya, tapi karena satu dan lain hal, suamiku mengizinkan aku untuk belajar di RQ. Annida ini, anggaplah healing ya kan, hihihi.


Lanjut lagi ya ceritanya, hari berganti hari, sampailah aku di bulan Ramadan ini. Alhamdulillaah aku masih bisa ikut meramaikan bulan Ramadan kali ini dengan kegiatan baru yang In Sha Alloh bermanfaat yaitu kegiatan belajar membaca Alquran di RQ. Annida walaupun kegiatannya dilakukan di pagi hari, kuanggap ini sebagai ngabuburit, sama kan ya menunggu waktu buka puasa juga. Kalau sore, ngabuburitku kalau nggak di dapur, ya menemani balitaku bermain.


Oke Diaris itulah kegiatan ngabuburit baruku di bulan Ramadan kali ini. Tetap produktif dan lakukan kegiatan yang bermanfaat ya di bulan Ramadan ini. Semoga selalu ada manfaat yang bisa diambil dari diary ini ya. See you.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman lahiran normal anak pertama di Rumah Sakit

  Assa lamu’alaikum… Dear diary. Kali ini aku hanya ingin berbagi cerita tentang pengalaman melahirkan anak pertama di rumah sakit dengan harapan ada manfaat yang bisa diambil dari pengalaman pertamaku ini. Kenapa Rumah Sakit? Sebelum memilih rumah sakit, aku mengunjungi bidan terlebih dahulu untuk memastikan di dalam rahimku ada calon bayi setelah kuyakin dengan benar test pack  yang kupakai bergaris dua, tapi di sana aku tidak mendapatkan apa-apa selain hasil tensi darah bahkan bu bidan tak menyentuh perutku sama sekali karena alasan usia kandunganku terbilang masih sangat muda, “belum kepegang” begitu katanya. Dia juga bilang bisa saja aku menstruasi lagi dan menyarankan untuk berkunjung lagi bulan depan. Kondisiku makin hari makin nggak karuan. Aku mulai merasakan pusing, mual, muntah hingga badan terasa lemas. Tak tahan rasanya jika harus menunggu hingga bulan depan. Kuputuskan untuk periksa ke dokter saja sekalian USG dan siapa tahu dikasih vitamin atau obat pereda rasa mual. Seb

Awal Mula Terkena Eye Floaters

  Eye Floaters Itu Apa Sih? Assa lamuálaykum , Diaris. Alhamdulillah aku udah nulis lagi sekarang. Mudah-mudahan bisa istiqomah  seperti janjiku dari dulu. Beberapa bulan lalu aku sempat vakum nulis di Blog. Bukan karena malas atau kena writer’s block, tetapi ada sedikit masalah dengan kesehatan mataku, ditambah lagi aktivitas sehari-hariku sebagai ibu rumah tangga yang cukup padat, anakku lagi fase aktif-aktifnya, serba ingin eksplor sana-sini. Sok sibuk banget deh aku pokoknya. Hehehe. Bicara tentang kesehatan mata yang menjadi alasanku vakum nulis di Blog. Aku lupa persisnya. Kalau nggak salah sekitar Bulan Juli 2022. Awalnya aku merasakan ada yang aneh dengan mataku yang sebelah kiri. Setelah kucari tahu dari berbagai sumber ternyata mataku yang sebelah kiri menderita Eye Floaters . Berdasarkan informasi yang kudapat dari laman alodokter, floaters adalah bayangan berbentuk bintik atau garis yang tampak mengambang atau melayang-layang pada penglihatan. Floaters sering terjadi dan um

Review BREYLEE BLACKHEAD MASK STEP 1 : Jagonya angkat komedo

Bismillaahirrahmaanirrahiim Hai dears, tampil cantik selalu menjadi salah satu keinginan seorang perempuan walaupun cantik itu relative yang artinya setiap perempuan memiliki standar kecantikan yang berbeda tentunya. So, menurutku kecantikan seorang perempuan itu tak bisa disamaratakan ya. Dikarenakan wajah menjadi salah satu parameter kecantikan seorang perempuan sehingga   wajah yang good looking selalu diidamkan setiap perempuan. Tak harus seperti artis Korea yang shining, shimmering, splendid, and glowing , tapi bersih dari jerawat dan komedo pun sudah sangat disyukuri seperti aku yang dari dulu selalu menginginkan wajah yang bersih dari komedo di area hidung yang agak mengganggu, hehehe. Tak sedikit produk skincare penghilang komedo yang berseliweran di iklan telah kucoba, mulai dari bentuk krim, sabun, dan berupa kertas pernah kucoba, tapi hasilnya   kurang memuaskan karena komedo tak terangkat tuntas terutama komedo yang sudah mulai menghitam, curiga takutnya jadi fosi