Langsung ke konten utama

Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Saat Ramadan

Assalamu'alaykum Diaris.


Alhamdulillaah rasa syukur selalu kupanjatkan atas segala bentuk kenikmatan yang telah Alloh Swt. beri, salah satunya dengan masih diberi kesempatan bertemu dengan bulan suci Ramadan, walaupun sedih sih belum bisa ikut puasa karena ya namanya perempuan tak lepas dari yang namanya halangan rutin setiap bulan.


Bagiku bulan Ramadan tuh emang selalu bikin rindu, mungkin karena datangnya hanya setahun sekali. Salah satu yang paling kurindukan di bulan Ramadan adalah masakannya almh. Mama yang sekarang nggak bisa aku rasakan lagi, bahkan aku coba meniru pun tetap kurang mirip. 


Dulu, setiap sahur almh. Mama selalu membuat menu yang berkuah, biasanya sayur bening seperti bayam, katuk, dan sebagainya, katanya sih biar nggak panas dalam (emang gitu ya?). Waktu aku masih kecil almh. Mama juga selalu menyiapkan satu gelas susu untukku saat sahur, katanya biar kuat sampai Maghrib. Untuk menu berbuka, almh. Mama tuh paling suka makanan manis sama es buah, pokoknya tiap hari tak pernah tanpa es buah, kalau pun nggak ada es buah pasti diganti dengan menu lain, kolak misalnya. Makanya nggak heran kalau beliau memiliki kadar gula dalam darah yang cukup tinggi.


Oh iya bicara soal kadar gula dalam darah, aku jadi ingat tahun lalu. Qodarulloh, tahun lalu aku mendapat ujian berupa suatu kondisi yang mengharuskan aku bolak-balik ke Rumah Sakit. Ada di satu hari saat aku sedang menunggu antrean, tepat posisiku berada diantara pasien-pasien dewasa atau lebih tepatnya lansia. Aku mendengar obrolan mereka yang saling bercerita tentang penyakit yang dideritanya. Mayoritas mereka adalah penderita diabetes. Diantaranya ada yang bercerita telah berhasil menurunkan kadar gula dalam darah saat puasa di bulan Ramadan, tapi tak sedikit pula yang bercerita tak bisa ikut shalat Idul Fitri karena badannya ngedrop dengan kadar gula yang melonjak.


Menurutku aktivitas puasa itu cukup baik untuk kesehatan, terutama dalam mengatur pola makan karena memiliki jam makan yang sama, yaitu saat sahur dan berbuka. Makanya Alloh Swt. menganjurkan kita sebagai umat muslim saat berpuasa untuk mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka dengan tujuan agar memiliki jam makan yang teratur dan konsisten.


Namun, meski puasa baik untuk kesehatan karena memiliki jam makan yang teratur, bukan berarti kita bisa dengan seenaknya melakukan puasa. Buktinya seperti yang terjadi pada para pasien lansia yang kuceritakan di atas. Kemungkinan besar mereka abai akan asupan makanan yang dikonsumsi selama berpuasa sehingga malah memperparah penyakitnya. Ya misalkan seperti almh. Mama yang selalu mengonsumsi makanan tinggi gula saat berbuka puasa. Selain itu, aku juga sering mendengar beberapa orang teman yang mengeluhkan berat badan yang naik nggak karuan saat berpuasa di bulan Ramadan.




Tentunya bukan puasanya yang disalahkan, melainkan pola hidup kita yang kurang teratur selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Aku ingin mengajak Diaris untuk tetap menjaga kesehatan selama berpuasa di bulan Ramadan. Jika tubuh sehat, maka kita akan semangat dalam beribadah selama bulan Ramadan, khususnya dalam menjalankan ibadah puasa. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan tubuh saat Ramadan versi aku.


1. Komsumsi makanan dan minuman sehat


Selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, usahakan untuk mengonsumsi makanan yang sehat saat sahur dan berbuka puasa. Makanan sehat dengan nutrisi lengkap, ada karbohidrat, protein, sayuran, dan buah sebagai pelengkap, lalu ditutup dengan minum air putih. Hindari makanan yang mengandung lemak berlebih, seperti goreng-gorengan yang memang sudah menjadi tradisi di bulan Ramadan, rasanya nggak afdol deh kalau buka puasa nggak makan gorengan (iya nggak sih?).


Selain goreng-gorengan, hindari pula makanan yang tinggi gula, seperti es buah yang mengandung banyak gula. Itu loh es buah yang udah dikasih air gula, ditambah sirup, eh dikasih kental manis juga kan. Emang seger banget itu, manis, dingin, melepas dahaga saat buka puasa. Mana bikin nagih, nggak cukup hanya satu gelas, hehehe. Lebih aman sih bikin sendiri ya, biar bisa menakar sendiri kandungan gulanya.


2. Makan secukupnya


Setelah seharian berpuasa normalnya pasti merasakan haus dan lapar. Tak jarang diantara kita yang saking antusiasnya ingin memanjakan perut sehabis puasa, saat berbuka menghidangkan banyak sekali makanan, bahkan mungkin jenis minuman pun tak hanya satu macam.


Saat berbuka tiba, semua makanan yang telah dihidangkan hampir semua masuk ke dalam perut, untung masih ingat ada nasi dan lauk pauk yang masih membutuhkan space tempat di dalam perut, hehehe. Siapa yang kayak gitu, hayo?, hehehe. Memang nikmat pisan sih makan saat berbuka puasa tuh, tapi tetap jangan berebihan ya. Kasihan juga kan tubuh kita dalam mengolah nutrisi ya g berlebih, ditambah lagi kalau terlalu kenyang bisa menyebabkan kantuk saat teraweh nanti. Makanlah secukupnya. Tenang, masih ada waktu makan saat sahur nanti.


3. Penuhi asupan cairan tubuh


Selama menjalankan ibadah puasa, asupan cairan tetap harus terpenuhi untuk mencegah rasa lemas dan dehidrasi. Minum air putih 2 liter atau 8 gelas per hari. Namun, dikarenakan kita hanya memiliki waktu untuk minum di waktu sahur dan berbuka, maka kita bisa mengatur minum air putih dengan 1 gelas sebelum sahur, 1 gelas setelah makan sahur, 1 gelas sebelum menyantap takjil (saat berbuka), 1 gelas setelah makan takjil, dan sisanya 4 gelas dibagi pada jam makan malam setelah berbuka.


4. Tidur/ istirahat yang cukup


Usahakan untuk tidak tidur terlalu malam supaya bisa bangun dalam keadaan segar saat sahur. Tidur yang cukup membuat badan lebih nyaman, tidak loyo saat beraktifitas di siang hari. Kurang tidur bisa menyebabkan tekanan darah rendah membuat kepala pusing, ditambah lagi badan terasa lemas. Kalau badan lemas, gimana bisa beraktifitas di bulan Ramadan ini. Sayang sekali kalau hanya dilewati dengan rebahan saja.


5. Olahraga


Siapa bilang kalau lagi puasa nggak perlu olahraga?. Badan tetap perlu bergerak ya, perlu olahraga walau hanya peregangan saja supaya badan tidak kaku. Olahraga yang dianjurkan bagi umat muslim yang berpuasa cukup yang ringan-ringan saja yang tak begitu banyak mengeluarkan keringat, misalnya yoga, jalan santai, dan aerobic. Kalau lagi puasa, enaknya tuh olahraga di sore hari, anggapla ngabuburit ya kan biar rasa lelahnya segera terobati saat berbuka puasa nanti.


6. Tetap produktif


Bagi Diaris yang memang sedang bekerja, pastilah produktif ya dengan pekerjaannya, tapi bagi yang hanya di rumah saja jangan mau kalah produktif. Tetap sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat dan bernilai ibadah, in sha Alloh.


Di samping melakukan ibadah rutinitas seperti shalat 5 waktu dan membaca Alquran, kita juga bisa menambah kegiatan lagi dengan mengikuti tadarus bersama komunitas majelis yang ada di lingkungan tempat tinggal, mengikuti kajian, atau melakukan hobi lainnya, misalnya baca buku, menulis artikel (ngeblog), atau kegiatan lainnya yang bermanfaat untuk diri kita, ataupun orang lain. Intinya tetap sibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat dan bikin happy supaya nggak ada waktu untuk buka medsos, baca-baca gosip terkini, hehehe.


Oke Diaris itulah beberapa cara menjaga kesehatan saat Ramadan. Tulisan ini tidak berniat untuk menggurui, tulisan ini hanya sebagai pengingat diri dalam menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Semoga bermanfaat. See you.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awal Mula Terkena Eye Floaters

  Eye Floaters Itu Apa Sih? Assa lamuálaykum , Diaris. Alhamdulillah aku udah nulis lagi sekarang. Mudah-mudahan bisa istiqomah  seperti janjiku dari dulu. Beberapa bulan lalu aku sempat vakum nulis di Blog. Bukan karena malas atau kena writer’s block, tetapi ada sedikit masalah dengan kesehatan mataku, ditambah lagi aktivitas sehari-hariku sebagai ibu rumah tangga yang cukup padat, anakku lagi fase aktif-aktifnya, serba ingin eksplor sana-sini. Sok sibuk banget deh aku pokoknya. Hehehe. Bicara tentang kesehatan mata yang menjadi alasanku vakum nulis di Blog. Aku lupa persisnya. Kalau nggak salah sekitar Bulan Juli 2022. Awalnya aku merasakan ada yang aneh dengan mataku yang sebelah kiri. Setelah kucari tahu dari berbagai sumber ternyata mataku yang sebelah kiri menderita Eye Floaters . Berdasarkan informasi yang kudapat dari laman alodokter, floaters adalah bayangan berbentuk bintik atau garis yang tampak mengambang atau melayang-layang pada penglihatan. Floaters sering terjadi dan um

Pengalaman lahiran normal anak pertama di Rumah Sakit

  Assa lamu’alaikum… Dear diary. Kali ini aku hanya ingin berbagi cerita tentang pengalaman melahirkan anak pertama di rumah sakit dengan harapan ada manfaat yang bisa diambil dari pengalaman pertamaku ini. Kenapa Rumah Sakit? Sebelum memilih rumah sakit, aku mengunjungi bidan terlebih dahulu untuk memastikan di dalam rahimku ada calon bayi setelah kuyakin dengan benar test pack  yang kupakai bergaris dua, tapi di sana aku tidak mendapatkan apa-apa selain hasil tensi darah bahkan bu bidan tak menyentuh perutku sama sekali karena alasan usia kandunganku terbilang masih sangat muda, “belum kepegang” begitu katanya. Dia juga bilang bisa saja aku menstruasi lagi dan menyarankan untuk berkunjung lagi bulan depan. Kondisiku makin hari makin nggak karuan. Aku mulai merasakan pusing, mual, muntah hingga badan terasa lemas. Tak tahan rasanya jika harus menunggu hingga bulan depan. Kuputuskan untuk periksa ke dokter saja sekalian USG dan siapa tahu dikasih vitamin atau obat pereda rasa mual. Seb

Muntah darah saat hamil trimester pertama, mungkin ini penyebabnya...

Assalamu’alaikum…. Muntah darah. Kok ngeri ya judulnya berdarah-darah. Jadi, ini adalah pengalaman pertamaku menjalani kehamilan. Seperti wanita-wanita hamil pada umumnya yang mengalami morning sickness yaitu suatu kondisi dimana wanita hamil merasa mual dan muntah pada trimester pertama. Memang tidak semua wanita hamil mengalaminya, tapi morning sickness wajar dirasakan oleh wanita hamil karena adanya peningkatan hormon beta HCG . Berdasarkan informasi yang didapat dari Halodoc.com, kondisi tersebut dikatakan normal dan pertanda baik karena mengindikasikan adanya plasenta yang tumbuh dengan baik dan normal.  Meski begitu, morning sickness bisa saja mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat membahayakan jika mual dan muntah dirasa berlebihan, seperti yang pernah kualami di trimester pertama. Jika dilihat dari kalimatnya, morning sickness harusnya terjadi pada pagi hari. Namun, kenyataannya dapat dirasakan dalam beragam waktu, entah itu pagi, siang, sore atau malam. Aku sen