Assalamu'alaykum, Diaris. Sebenarnya kejadian ini sudah cukup lama kualami, tepatnya tahun 2022. Jadi, semenjak resign aku mencoba buka usaha berupa onlineshop. Niatnya sebagai sumber penghasilanku. Meski nafkah dari suami sudah lebih dari cukup, tapi tetap saja rasanya ada yang kurang. Maklum, beginilah jika seorang wanita sudah terbiasa mencari nafkah, bawaannya selalu ingin berpenghasilan sendiri.
Di onlineshop ini aku menjual pakaian muslim dan muslimah beserta perlengkapan lainnya, terkadang baju anak juga ada, tapi fokusnya ke pakaian muslim dan muslimah. Rencananya waktu itu aku ingin mencoba menambah produk baru. Berhubung aku lagi hobi koleksi homewear, bukan koleksi sih lebih tepatnya kebutuhan karena aktivitas harianku lebih sering di rumah. Kupikir daripada aku hanya menjadi konsumen homewear, kenapa nggak coba menjualnya juga. Homewear yang kumaksud disini seperti daster, dress, atau stelan macam piyama, mereka itulah dresscode aku sehari-hari.
Dengan niat yang baik, aku mulai mencari supplier yang bisa kuajak kerjasama. Seperti biasa aku memulai dengan mencarinya di akun-akun social media, seperti yang sering kulakukan saat hendak belanja pakaian. Butuh kehati-hatian dalam memilih akun onlineshop di social media. Tak jarang aku merasa was-was saat bertransaksi, apalagi jika nama pemilik rekening dan nama toko/nama pemilik onlineshop tidak sesuai, entah itu rekening milik siapa. Namun, aku bersyukur setiap kali belanja di akun onlineshop di social media, baik itu platform Facebook atau Instagram, aku tak pernah gagal. Bahkan ada yang kujadikan langgananku, saking cocoknya. Hal tersebut yang akhirnya membawaku pada kelalaian saat berbelanja via social media.
Zaman sekarang sudah banyak loh marketplace yang menjual aneka barang, mulai dari pakaian hingga makanan pun ada. Harganya pun variatif, mulai dari yg termurah hingga yang termahal pun ada di sana. Aku pernah beli daster seharga dua puluh delapan ribu rupiah dengan kwalitas yang cukup bagus. Bagus dalam artian nyaman dipakai dan awet. Sayang seribu sayang alamat tokonya cukup jauh dari kediamanku, harus nunggu gratis ongkir. Hehehe.
Kurasa semua penikmat onlineshop juga tahu bahwa bertransaksi via marketplace lebih aman, tetapi kenapa ya aku malah tergiur dengan akun onlineshop yang tak sengaja lewat di halaman utama Instagramku. Disinilah awal mula keteledoranku. Mungkin karena mesin telusur di gawaiku sering mencari onlineshop pakaian, khususnya aneka homewear maka tak sedikit akun-akun onlineshop bersponsor bermunculan di halaman utama Instagramku, salah satunya akun si pelaku ini yang kusebut dia dengan nama Tipu Collection. Nama akunnya sengaja kusamarkan karena beberapa alasan ya. Menurutku nama akun nggak penting, toh mudah diganti juga.
Akun Tipu Collection ini muncul di halaman Instagramku, menampilkan produk-produk homewear dengan harga yang menggiurkan. Bukan hanya harga, melainkan desain produknya, mulai dari model dan pilihan warnanya pun menggiurkan. Lucu-lucu pisan loh Diaris. Bagaimana bahannya?, jika dilihat dari tayangan beberapa videonya sih bagus, tetapi mengingat dibandrol dengan harga yang sangat ekonomis, kurasa bahannya disesuaikan dengan harga. Oh iya, harganya ya, semua pakaian disana dijual dengan harga seratus ribu rupiah untuk tiga pcs, berlaku untuk semua item. Mungkin bagi sebagian orang tampak mencurigakan, tetapi aku nggak. Kenapa? karena aku sering membeli homewear di onlineshop dengan harga ekonomis, seperti yang kuceritakan diawal diary ini.
Aku mulai tergiur, siapa tahu bisa jadi supplierku. Aku mencoba melihat-lihat isi akunnya. Tipu Collection ini memiliki jumlah followers ratusan ribu sehingga menambah keyakinanku padanya. Kubuka beberapa postingan yang di highlight, mulai dari testimoni yang cukup banyak, cara order, bukti resi, dan juga tawaran untuk usaha, baik menjadi reseller atau dropshiper dengan banyak promo dan free ongkir. Wah cocok nih, pikirku, tapi tidak melayani COD yang menurutku sih wajar karena langganan supplier onlineshopku pun tidak melayani sistem COD.
Semakin aku scroll ke bawah, semakin tertarik aku dengan produk-produknya. Namun, memang ada beberapa keanehan yang ternyata itulah ciri identik akun onlineshop tipu-tipu. Jadi, pada saat aku klik postingannya, akun Tipu Collection ini menonaktifkan kolom komentarnya. Tidak biasanya hal tersebut dilakukan oleh akun onlineshop karena aku pun tidak melakukannya di akun onlineshopku dengan alasan sebagai media komunikasi dengan costumer, tapi aku masih berpikir positif dengan mengira bahwa mungkin kolom komentar hanya berlaku bagi costumer yang mengikutinya, kebetulan aku belum mengikutinya. Akhirnya aku coba hubungi via direct message untuk sekadar bertanya-tanya lebih lanjut, tapi sayangnya tak direspon. Mungkin sengaja supaya calon korban langsung berinteraksi dengan si penipu via whatsapp yang disematkan di kolom bio akun Tipu Collection.
Selain ada nomor whatsapp, akun Tipu Collection juga menyematkan akun pemiliknya, katanya. Sayang sekali akun si pemilik tersebut di private, aku nggak bisa lihat aktivitasnya. Hmmm... Nggak ada pilihan lain nih selain aku menghubungi akun Tipu Collection via whatsapp. Berikut beberapa percakapan antara aku dengan admin akun Tipu Collection.
Berawal dari percakapan biasa, layaknya penjual dan customer hingga aku pun mengisi format order seperti yang biasa kulakukan saat berbelanja online di Instagram atau Facebook. Rencananya aku ingin membeli produknya untuk diriku sendiri sebagai sampel. Namun, ada sedikit perbedaan, onlineshop-onlineshop langgananku biasanya memberi nama setiap produk yang mereka jual sehingga pada saat order, kita akan diminta untuk menuliskan nama produk beserta ukuran dan warnanya, sedangkan akun Tipu Collection meminta untuk mengirimkan screenshoot gambar produk yang diinginkan oleh customernya.
Setelah kuisi format ordernya, tiba-tiba admin Tipu Collection ini mengirim balasan chat berupa nominal yang harus kubayar, harga barang beserta ongkos kirimnya, lengkap pula dengan nomor rekening dan nama pemiliknya. Oh iya aku lupa menginfokan untuk lokasi Tipu Collection ini ada di daerah Solo, seperti yang tercantum di bionya. Sejauh ini sih belum ada yang janggal ya menurutku meski nama pemilik rekening tujuan berbeda dengan nama pemilik akun karena hal seperti ini sudah sering kualami, dan semuanya aman-aman saja, entahlah kalau menurut Diaris. Tanpa ba-bi-bu aku langsung transfer uang sesuai nominal dan ke nomor rekening yang diminta. Setelah transaksi selesai, barulah si akun Tipu Collection menampakkan wujud aslinya.
Admin Tipu Collection memintaku untuk melakukan aktivasi promo dengan melakukan transaksi sebesar lima ratus ribu rupiah, sedangkan transaksi yang kulakukan hanya sebesar seratus ribu rupiah, maka dia memintaku untuk menransfer sisa uang sebesar empat ratus ribu rupiah sebagai syarat aktivasi yang mana katanya uang tersebut nanti akan dikembalikan padaku setelah proses aktivasi. Entahlah, aktivasi apa yang dia maksud. Sudah sangat nampak ketidakjelasannya.
Percakapan selanjutnya hanyalah ocehan-ocehanku pada si admin Tipu Collection. Kesal rasanya, rasanya pintar (kalau nyebut bodoh, takut jadi do'a) pisan aku ini. Apalagi saat aku tahu ternyata akun Tipu Collection ini sudah viral sebagai penipu di grup Penipuan Online di Facebook. Ups maksudnya bukan grup para penipu ya, tapi grup yang isinya informasi tentang akun-akun penipuan di social media berikut korban- korbannya. Hmmm.. aku telat gabung nih sampai harus kena tipu karena kepintaranku. Makin kesal lagi melihat respon suamiku yang tertawa geli saat mendengar cerita kemalanganku ini. Iseng-iseng suamiku melacak keberadaan si Tipu Collection ini, apakah sesuai dengan alamat yang tertera di bio akun instagramnya atau tidak, ternyata tidak Diaris.
Aku jadi heran kok akun si Tipu Collection ini banyak sekali followersnya, tapi nggak perlu heran sih jika diluar sana banyak yang melakukan jual-beli followers, tapi yang membuatku bingung adalah kok bisa dia update stock produknya setiap hari, bahkan banyak testimoni-testimoni yang berseliweran di storynya. Entahlah, yang pasti nomorku sudah diblokir oleh si admin Tipu Collection.
Aku yakin diluar sana masih banyak akun tipu-tipu macam akun Tipu Collection. Benar. Sejak saat itu banyak akun-akun bersponsor bermunculan di halaman utama Instagramku, mulai dari menawarkan pakaian hingga perlengkapan bayi pun ada. Mereka memiliki alur tipu yang sama, sama-sama menonaktifkan kolom komentar. Pernah suatu hari aku iseng melakukan order seperti yang kulakukan pada akun Tipu Collection. Kupakai data diri palsu yang kubuat-buat sendiri. Ternyata mereka berusaha memroses orderan dariku. Mengirimkan nominal yang harus ditransfer, harga barang dan ongkos kirim yang entah mereka dapat darimana. Dasar penipu ya.
Awalnya aku enggan membagikan cerita konyol ini, tapi berhubung hingga detik ini masih banyak yang menjadi korban, akhirnya diary ini ku post juga. Ok Diaris, selalu hati-hati ya dalam bersocial media, terutama saat bertransaksi di onlineshop. Semoga diary ini bisa dijadikan pengingat saat hendak memilih onlineshop di social media.
See you.
mbak, aku pernah jualan juga di IG sekitar 2019-2020. setelahnya, memang vakum. dari sekian banyak calon komsumen, mereka rata-rata akan menanyakan akun marketplace. jelas sih, ini salah satu cara untuk mencegah penipuan. dan ya, kuakui jualan di marketplace sendiri sudah persaingan ketat. aku mundur dari IG sejak pendemi. mungkin mbak bisa cari tahu lebih dalam, cara2 dan ciri2 cek akun IG itu asli atau penipu. banyak kok yang sudah mengulas hal ini juga.
BalasHapusIya mbak. Harus lebih hati-hati lagi nih aku.
HapusDari nama akunnya aja udah gemesin, Tipu Collection wkwkwkwkw :D AKu pernah jualan online pakaian tidur di FB dan IG, alhamdulillaah laris ke berbagai kota dan desa, namun sudah tutup sejak aktif ngeblog. AKu pernah tertipu online shop penjual mukena, melayang deh 200K tapi si penjual menghilang dan barang ga pernah sampai hihii. Memang kudu super hati2 mbak mencari supplier dll.
BalasHapusIya mbak. Sampe sekarang aku juga belom nerima barangnya. Katanya ga bakal dikirim kalo belum aktivasi. 😌😒
HapusKatanya kalau mau beli2 lebih baik di marketplace karena pakai rekening market place jadi lebih aman
BalasHapusBetul kak. Via martketplace emang lebih aman..
HapusNgeri banget ya zaman sekarang orang nipu ada aja idenya. Emang kudu hati2 kalau mau beli sesuatu di online. Aku gegara sering baca cerita penipuan gini jd lbh percaya sama official store kalo beli online
BalasHapusIya kak. Lebih aman via official store kak.
HapusIya dari awal banyak kejanggalan dalam transaksi ya tapi kita abaikan karena merasa percaya dengan jumlah followe ler seabrek padahal sekarang semua bisa dibeli
BalasHapusIya, padahal itu aku udah hati2. Eh ketipu juga..
HapusBetul mba buanyak banget sekarang modusnya. Bahkan ada juga modus kurir ekspedisi. Semoga pemilik online shop dan pembeli dilindungi ya dari penipu macam gini
BalasHapusIya sekarang orang ngelakuin segala cara buat nipu.
HapusAamiin.. mba.
Betul mba buanyak banget sekarang modusnya. Bahkan ada juga modus kurir ekspedisi. Semoga pemilik online shop dan pembeli dilindungi ya dari penipu macam gini
BalasHapusAda temenku juga ketipu gini, kata temenku pokoknya harus curiga dengan toko online yang kolom komentar nya dinon-aktifkan, emang ada aja penipuan tuh. Malah sekarang yg lagi marak itu penipuan lowongan kerja. Ckckck manusiaaaa ada ajaa
BalasHapus