Bismillahirrahmaanirraahiim
Seru
memang jika membahas tentang jodoh, pun dengan aku yang nggak pernah bosan menjadikannya sebagai
salah satu topik yang sering muncul di diary.
Seperti yang ingin kutulis kali ini adalah
masih seputar tentang jodoh. Bedanya, sebelumnya yang kutulis adalah tentang
pencarian jodoh hingga mempersiapkan diri menjelang pernikahan. Namun, yang kutulis
kali ini adalah sepotek tentang aku dan jodohku pasca sebulan menikah.
Oh
iya, happy anniversary yang pertama untukku dan jodohku yang lagi
sibuk dengan laptopnya karena WFH efek pandemi yang belum berakhir. Alhamdulillah, tepat tanggal 1 November
2020 aku dan jodohku telah melangsungkan pernikahan, kini upayaku dalam
pencarian jodoh telah terhenti sejak hari itu.
Sampai
detik ini aku masih merasa nggak percaya bisa menikah dengan jodohku yang tiada
lain kakak kelas waktu SMA yang bahkan kami tak saling mengenal waktu itu, perkenalan
dan pertemanan dimulai saat kami mulai disibukkan dengan karir masing-masing
hingga akhirnya melangsungkan pernikahan tanpa melewati proses pacaran.
“Jodoh
mah jorok!” kalimat yang tak jarang
kudengar. Jodoh itu tak harus dia yang sering bersamamu saat ini, tak mesti dia
yang tengah menjadi pacarmu bertahun-tahun lamanya, siapa pun bisa menjadi jodohmu.
Bisa saja Allah Swt. beri jodoh orang yang baik atau tak baik sekalipun,
semuanya sesuai ketentuan-Nya.
Dears,
pernah dengar nggak bahwa “jodohmu adalah cerminan dirimu” seperti firman Alloh
Swt. dalam surah An-nur ayat 26 :
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji pula. Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik,dan laik-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula.”
yang
kutangkap dari ayat tersebut yaitu bahwa jika ingin tahu atau ingin melihat
gambaran jodoh atau calon pasangan halal kelak, maka tengoklah diri sendiri
seperti apa karena sang jodoh tak akan berbeda jauh dari diri kita sendiri. Aku
salah seorang yang memercayai itu. Meski begitu banyak perbedaan yang ada dalam
diriku dan jodohku, tapi dalam sebulan ini aku menemukan hal-hal kecil dalam
dirinya yang juga ada dalam diriku, diantaranya :
Anak rantau
Aku
dan jodohku adalah sama-sama anak rantau. Sejak SMA aku memang sudah tinggal
jauh dari orang tua, tapi untuk benar-benar merantau tinggal seorang diri itu
ketika mulai menjadi mahasiswa, lalu mencari nafkah,hingga kini menikah dan
tinggal di Kota Hujan. Sedangkan jodohku yang juga anak rantau Ibu Kota. So, setidaknya kami selalu belajar
bagaimana cara bertahan hidup di tempat rantau dengan berusaha untuk mandiri.
Takut kecoa
Ini
sih surprise buatku yang memang takut
kecoa. Aku pernah berharap akan mendapatkan pasangan yang bisa menjadi super
hero saat aku dihadang kecoa yang biasanya diperankan oleh Bapakku. But, ternyata aku bertemu jodoh yang
juga takut kecoa yang mana kita harus sama-sama berjuang melawan kecoa dengan
selalu sedia b*yg*n sebagai senjata utama.
Nggak ribet-an
Beruntungnya
aku berpasangan dengannya. Sama-sama nggak ribet-an dalam banyak hal, terutama
soal makanan. Meski saat masih berstatus teman dia pernah bilang nggak suka
sayur, tapi ternyata kami punya selera makan yang sama, suka segala makanan.
Dan lebih menyenangkan lagi dia yang selalu lahap menikmati semua masakanku
(saranghae oppa, wkwkwk).
Penganut hidup
minimalis
Bukan
pelit, tapi dibilang hemat pun kurasa tidak. Kami hanya sama-sama lebih senang
memiliki dan membeli apa yang memang sedang dibutuhkan. Menghindari hal-hal
yang tidak/belum diperlukan, hidup secukupnya, tapi tidak berlaku untuk makanan
ya karena kami sama-sama rela mengeluarkan pundi-pundi dengan jumlah berapapun
demi mencicipi makanan yang memang diinginkan selama pundi-pundinya tersedia
pastinya, hehehe.
Baca juga : The Marriage : Memilih Jodoh
Ok
dears, itulah beberapa kesamaan
dibalik banyaknya perbedaan yang ada antara aku dengan pasangan yang kuamati
selama satu bulan pasca menikah. Tak ada maksud apa-apa dibalik diary kali ini selain hanya ingin
bercerita apa yang kuamati serta menarik korelasi dengan statement “jodoh cerminan diri” seperti yang telah disampaikan
diatas. Jika ingin mendapat jodoh yang baik, maka berusahalah untuk memantaskan
diri selama masa penantian, tapi bukan berarti menjadikan apa yang kamu
inginkan sebagai tujuan utama. Berupayalah semata-mata karena Alloh Swt. karena
Dia Sang pemilik cinta yang Maha Tahu mana yang baik untuk hambaNya.
Namun,
tak sedikit yang berpendapat perihal jodoh tak selalu mencerminkan diri
sendiri. Banyak kita temui seseorang yang dianggap baik ahlaknya berpasangan
dengan seseorang berkepribadian yang bertolak belakang. Terkadang tanpa
disadari kita pun ikut menyayangkan hal tersebut tanpa tahu apa yang tersembunyi
dibaliknya. Bahkan hal tersebut bisa saja terjadi pada diri sendiri, misalnya
ketika seseorang dilamar oleh dia yang tak menarik hati, sedangkan dia yang
diharapkan malah mengabaikan. Ada yang pernah berada diposisi ini?. Alloh Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 216 yang artinya :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
So, siapapun
yang menjadi pasangan kita, seperti apapun dia, semua atas kehendak-Nya. Seseorang
yang baik tak melulu dipasangkan dengan yang baik lagi karena banyak cara Tuhan
menyayangi hamba-Nya, salah satunya dengan mempertemukan serta menyatukan dua
karakter yang berbeda bahkan bertolak belakang agar belajar menghargai
perbedaan, saling melengkapi kekurangan, serta selalu memperbaiki berusaha memperbaiki
diri. Tugas kita sebagai seorang hamba hanyalah berhusnudzan dan bersyukur atas
apa yang menjadi pilihanNya karena pilihan Tuhan insyaalloh tak ada yang keliru.
Hmmm…
mungkin diary kali ini nggak menarik
untuk dibaca ya, hehe. Diary alakadarnya
sebagai pembuka setelah beberapa bulan kebelakang ini hiatus dari tulis-menulis.
Meski kurang menarik mudah-mudahan masih ada manfaat yang bisa diambil ya.
Terimakasih,
akhirulkalam.
Semoga sakinah mawaddah warahmah ya Mbak Ilsa 💕
BalasHapusMasya Allah Mbak, semoga langgeng selalu, doakan kami yang sedang berjuang semoga segera dipertemukan juga. Aaamiin.
BalasHapusBagian sama2 takut kecoa sama bangeeeeeet hahahaha.... bener2 deh itu obat semprot nyamuk adalah koentji! Pe er skarang adalah bagaimana menyemprotkannya ke arah kecoa dengan cool biar anak2ku enggak ikutan takut kecoa haha
BalasHapusHai ka Ilsa, Waw, semoga sakinah mawadah warahmah ya mba. Kita sama2 penganut hidup minimalis tp aku lebih suka menghamburkannya untuk traveling hehe
BalasHapusAku spontan ketawa pas baca bagian yang sama-sama takut kecoa mb, plisss apalagi keco terbang ya kan heheheh
BalasHapusSetuju banget yaa mb, jodoh kita itu cerminan diri kita, entah kenapa aku pun kadang merasakan hal itu, meski bagian lain tidak selalu melihat cermin, ada bagian juga yang tidak sama atau lebih tepatnya saling melengkapi, nah mungkin nanti mba akan menemukan dan menyadarinya juga seperti aku hihi selamat berkelana mencari jalan ke syurga berdua yaaa aamiin.
Bener bangeeet, jodoh itu harusnya adalah cerminan diri kita. Jika kita mendambakan jodoh yang baik, kita pun harus berusaha menjadi orang yang lebih baik biar dua-duanya samasama untung memiliki satu sama lain💕
BalasHapusHai kak Ilsa, Waw, semoga sakinah mawadah warahmah ya. Suka lucu kalau baca cerita orang seputar menikah gini. tapi juga ikutan gemes jadinya, hehehe. ditunggu cerita lainnya
BalasHapusSaya setuju banget nih mbak, kalo dulu-dulu saya suka berandai-andai punya jodoh yang begini begitu, tapi makin kesini saya lebih ke memantaskan diri saja. Karena yang terbaik menurut manusia, belum tentu terbaik menurut Allah swt :)
BalasHapusWaah.. selamat ya mbak sudah menemukan jodohnya hehe Semoga Samawa mbak!
BalasHapusMenarik banget cerita bisa akhirnya bertemu dengan jodohnya mbak hehe
Aku setuju benget dengan kita membangun diri kita sendiri, nanti pastinya jodoh yang sesuai dengan kita akan datang (yang terkadang juga tidak disangka-sangka haha)
Aku inget juga kata temen kantorku mba, "jodoh itu cerminan diri dan saling melengkapi" di beberapa aspek sama, tapi beberapa aspek kekurangan kita bisa ditutupi sama kelebihan jodoh kita. Semoga aku dipertemukan jodoh yang terbaik aminn..
BalasHapusBtw, congrats for your marriage mba! Ikut mesam mesem bacanya hahaha
Selamat atas pernikahannya mba, semoga sakinah mawwadah warrahmah Aamin YRA. Dan saya setuju sekali mba, Insya Allah apa sudah digariskan memang itu jalan yang terbaik untuk kita.
BalasHapusAlhamdulillah. Barakallahu fiikum. Semoga sakinah mawaddah wa rahmah hingga jannah, ya...
BalasHapusWahh Alhamdulillah selamat menempuh hidup baru ya Ilsa semoga selalu bahagia dan sehat, serta bahagia...dapat pasangan yang banyak kesamaannya itu anugerah banget hehe...
BalasHapusSemoga SaMaWa ya mba...barakallahi fiikum.^^
BalasHapus