25 Mei 2019
Assalamu’alaikum. Hai, friends!
Gimana nih puasanya? Lancar?
Mudah-mudahan selalu dilancarkan setiap harinya ya, aku ingin mengucapkan
selamat menunaikan ibadah puasa untuk seluruh umat muslim di dunia. By the way nih di tulisan kali ini aku
hanya ingin sedikit sharing tentang
bagaimana sih menjalankan aktivitas di bulan suci ini sebagai anak kost,
khususnya anak rantau kayak aku? Sebenernya sih sama aja kayak friends pada umumnya tapi karena ada
beberapa teman aku yang mempertanyakan hal itu, so rapopolah aku cerita sikit biar nggak pada penasaran yaaaa..
(eeetdaaaahhh, siapa pula yang penasaran?!).
Aku ini bisa dibilang sebagai
salah satu anak kost yang cukup melegenda (wkwkwkwk). Why? Aku udah jadi anak kost selama 6 tahun 8 bulan dari zamannya
kuliah sampai sekarang zamannya mencari nafkah yang mana setiap tahunnya pasti
melewati bulan suci ramadhan karena kalender aku sama dengan punya friends, hahaha. So aku menjalankan ibadah puasa seperti pada umumnya yaitu buka dan
sahur pada waktunya. Selama sebulan itu biasanya aku selalu stok kurma dan
susu.
Pada saat buka puasa aku biasanya cukup dengan minum air putih dan makan kurma satu atau dua biji setelah itu shalat, barulah makan nasi, nasinya beli aja di luar kan banyak yang jualan atau kalau sempat kadang nasinya masak sendiri dan lauknya beli. Selama buka puasa di kostan aku jarang sekali mengonsumsi aneka gorengan, kolak, dsb karena mereka menyebabkan perut cepat kenyang sedangkan aku masih harus makan nasi, tanpa nasi aku bukan apa-apa, hehehe. Aku nggak mau kalau sampai kekenyangan dan jadi susah bangun untuk sahur nantinya. Berbeda dengan puasa di rumah yang mana kalau kekenyangan dan susah bangun masih ada alarm 4 dimensi, Mamaku.
Pada saat buka puasa aku biasanya cukup dengan minum air putih dan makan kurma satu atau dua biji setelah itu shalat, barulah makan nasi, nasinya beli aja di luar kan banyak yang jualan atau kalau sempat kadang nasinya masak sendiri dan lauknya beli. Selama buka puasa di kostan aku jarang sekali mengonsumsi aneka gorengan, kolak, dsb karena mereka menyebabkan perut cepat kenyang sedangkan aku masih harus makan nasi, tanpa nasi aku bukan apa-apa, hehehe. Aku nggak mau kalau sampai kekenyangan dan jadi susah bangun untuk sahur nantinya. Berbeda dengan puasa di rumah yang mana kalau kekenyangan dan susah bangun masih ada alarm 4 dimensi, Mamaku.
Sedangkan untuk makan sahur, dulu
waktu masih kuliah dan kostanku berada di kawasan kampus gitu biasanya aku
beli, kebetulan di depan kostan aku ada yang jual menu sahur. Kalau pun tutup,
aku bareng anak kost lain biasanya menjelajah ke depan kampus (jaraknya nggak
jauh kok) karena banyak warung makan yang buka, maklum daerah kampus dan kostan
selalu rame. Nah kalau pas udah kerja kostan aku pindah gitu dan kebetulan
kostan kedua aku ini si yang punya kost buka warung makan, so makan sahur masih aman ya friends.
Untuk kostanku yang ke tiga juga sama, si empunya kostan punya warung makan
yang buka saat sahur juga. Oh iya aku lupa cerita bahwa selama 6 tahun 8 bulan
ngekost ini aku udah 4 kali pindah kostan dengan alasan yang variatif karena
sebetulnya aku tuh tipe orang yang nggak mau ribet yang harus pindah-pindah
kostan gitu tapi karena beberapa alasan yaaaa mau nggak mau harus mau… (apa
sih?!).
Nah untuk tempat kost yang
keempat ini agak beda dari yang sebelumnya, lokasinya berada di tengah-tengah pemukiman warga, bukan
kawasan kostan pada umumnya dan nggak ada warung makan yang buka saat sahur. So untuk mengatasi kepanikan dan kekhawatiran
yang akan terjadi aku putuskan untuk membeli kompor portable beserta peralatan masak lainnya kayak panci, teflon,
centong penggoreng, dsb. Nah friends bisa
tahu kan bagaimana aku makan sahur, ya masak ala- ala ibu rumah tangga, anggap
aja ini simulasi jadi istri soleha, wkwkwk.
Tapi kadang kalau males masak
atau pas masih belum punya kompor biasanya aku beli makan untuk buka sekalian
untuk sahur juga. Aku beli sayur atau lauk yang nggak cepet basi, misal kayak
sayur sop, empal atau gepuk, dsb yang nanti tinggal ditaro aja di dalam magic com biar anget. Tapi, jangan sayur
yang berdaun ijo kayak sayur bayam, kangkung, dsb karena sayur yang berklorofil
itu ngga baik kalau lewat dari ± 5 jam apalagi kalau warnanya berubah jadi
hitam itu bisa menjadi karsinogen yaitu zat-zat yang mengandung racun.
So, jadi anak kost itu simple kan friends? Nggak serumit yang kalian bayangkan. Jujur aja mungkin aku
lebih suka jadi anak kost daripada harus tinggal atau nebeng gitu di rumah
saudara atau kerabat. Karena dulu waktu SMA (ost. Dilan 1990) aku tinggal di
rumah nenek karena sekolahnya di daerah situlah ya, tapi selama tinggal disitu
aku kurang nyaman aja padahal nenek aku tuh baik banget, beliau nggak pernah
melarang apapun, bebas. Mungkin alasan kenapa lebih nyaman di tempat kost itu
karena aku jadi lebih santai dengan memiliki ruang gerak pribadi, sedangkan
kalau di rumah nenek meskipun beliau membebaskan aku untuk melakukan apapun
tapi tetap saja ada rasa nggak enak dalam hati kecil aku, ada rasa takut salah,
takut ini, takut itu, dsb.
Tapi, meskipun aku bilang lebih
nyaman jadi anak kost, bagiku tempat yang paling nyaman itu adalah rumah
sendiri, tinggal bareng keluarga, orangtua, baitii jannatii. Menurutku dengan
menjadi anak kost yang hidup sendiri itu mengajarkan kemandirian dengan
melakukan banyak hal seorang diri, bukan berarti tidak bersosial, tapi aku
selalu menerapkan dalam diri bahwa selama pekerjaan itu bisa dilakukan sendiri why not? Sebelum merepotkan orang lain
yaa baiknya coba lakukan sendiri dulu. Selain itu, dengan menjadi anak kost aku
belajar bagaimana memanage waktu yang
kadang aku suka merasa gagal. Why? Karena
aku punya penyakit ngaret yang super parah dari dulu (jangan ditiru). Waktu
masih tinggal bareng orangtua di rumah aku selalu diingatkan dan dipantau Mama
kalau sifat ngaretku kambuh misalnya kalau berangkat sekolah, Mama selalu
ngomel kalau lihat aku masih santai-santai, “ayo mandi!!”, “ ayo makan!”,
“jangan lama-lama!”, “udah jam berapa ini, cepet berangkat sekolah!”, dsb. Maaf
ya Ma, aku selalu membuat Mama repot tiap hari. Tapi dengan begitu aku tak
pernah terlambat masuk sekolah.
Selain manage waktu aku juga belajar manage
financial. Dalam hal ini aku merasa cukup berhasil dengan menggunakan ilmu
ekonomi yang pernah aku pelajari waktu kuliah dulu. Ilmu ekonomi yang mengajarkan
aku bagaimana memilah kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, bagaimana
membuat laporan arus kas dalam skala kecil agar bisa mengendalikan antara income dan expenses, serta membedakan mana yang namanya keinginan dan kebutuhan
supaya terhindar dari sifat boros ya friends.
Ditambah juga bapak selalu berpesan jangan lupa menabung karena fungsi menabung
itu untuk simpanan kita bilamana ada kebutuhan yang tak terduga kita bisa pakai
uang itu. Oh iya, jangan lupa untuk selalu sedekah ya friends, minimal 2.5% dari apa yang kita miliki. Lakukan tiap bulan
secara rutin dan rasakan sensasinya, wkwkwk. In Sha Alloh nanti aku sharing tentang keajaiban sedekah versi
aku dan pengalamanku.
Hidup menjadi anak kost itu
benar-benar mengajarkan kita kemandirian dalam segala hal. Di saat aku sakit,
saat itu juga aku harus menjelma sebagai pribadi yang sehat. Meskipun ada teman
disekelilingku tapi tetap usahakan tidak terlalu mengandalkan mereka. Ketika
aku merasakan kerinduan akan keluarga yang jauh di sana, aku harus bisa
mengatasi perasaanku sendiri sampai nanti tiba waktu berjumpa. Bahkan di saat
aku merasa down, saat itu juga aku
harus bisa berperan sebagai motivator untuk diriku sendiri meskipun itu sulit,
karena pada kenyataannya lebih sulit memotivasi diri sendiri daripada orang
lain. Tapi friends jangan pernah lupa bahwa disamping kesendirian yang
dirasakan, ingatlah ada Alloh bersama kita. Alloh selalu menjaga, menolong, dan
menemani kita, hanya saja kita terkadang sulit merasakan kehadiranNya. Alloh
hadir dalam hati berdasarkan keyakinan hambaNya. Bagaimana cara agar dapat
merasakan kehadiranNya? Yaitu dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi
laranganNya, salah satunya dengan tidak melalaikan shalat dan shalat tepat
waktu.
Ok friends, demikian diary yang
aku tulis kali ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Mudah-mudahan
tulisan ini bisa bermanfaat bagi semua friends
yang membaca sampai akhir. Buat friends
yang punya cerita seperti aku, bisa share
di kolom komentar ya, thanks for read my
diary friends…
Akhirulkalam, wassalamu’alaikum
wr wb.
---------------------------------------------see you friends----------------------------------------------
Komentar
Posting Komentar