Assalamu’alaikum,
Friends !!!
Saat ini hijab
bisa dikatakan sebagai salah satu fenomena luar biasa yang terjadi di bumi ini.
Akhir-akhir ini aku ngerasa banyak sekali perempuan yang memakai hijab, mulai
dari hijab syar’i sampai hijab yang fashionable.
Sekarang ini hijab diidentikan
dengan bukti hijrahnya seorang perempuan seperti halnya saat ini banyak sekali
dari kalangan artis yang memutuskan untuk hijrah dengan mulai mengenakan hijab,
sedangkan mereka yang belum berhijab berarti belum hijrah. Tapi menurut aku sih
hijrah itu adalah proses perubahan dari negative menuju positive, so hijrah bukan berarti hanya tentang
mengenakan hijab saja ya friends.
Tapi jika
berbicara tentang hijab itu kewajiban setiap muslimah yang mana perintahnya
sudah tercantum dalam alqur’an yang bunyinya sebagai berikut :
Allah
subhanahu wata’ala berfirman,
يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ
وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ
ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Hai
Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
al-Ahzâb:59).
Ayat
tersebut membuktikan bahwa menutup aurat itu adalah suatu kewajiban yang mana
perintahNya sudah tercantum dalam Alqur’an, kitab sucinya umat islam yang wajib
diimani oleh setiap muslim. Dan di diary kali
ini aku mau cerita sedikit tentang awal mula aku memakai hijab hingga sekarang.
Aku
bukanlah manusia yang terlahir dari keluarga yang fanatik agama namun keluargaku
adalah keluarga beragama, kita tahu rukun iman dan kita pun tahu rukun islam,
tapi memang hanya sebatas itu saja. Kita semua percaya bahwa Alloh itu ada,kita
percaya bahwa malaikat, kitab, rasul, hari akhir (kiamat) dan takdir itu benar
adanya. Kita juga menjalankan rukun islam dengan membaca syahadat sebagai
pengakuan/ keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh, melaksanakan shalat 5
waktu, membayar zakat, melaksanakan puasa ramadhan, serta ibadah haji yang
belum dan Insha Alloh akan kita laksanakan. Ya, pemahaman kita mungkin hanya
sebatas itu saja. Sedangkan untuk ilmu fiqih dan aqidah ahlak tentang adab-adab
menjadi manusia, perempuan soleha yang taat akan agama, yang menjaga
kehormatannya, itu semua masih jauh dari pemahaman kita. Aku seorang muslim
dari lahir tapi pengetahuanku tentang islam itu sangat minim sekali.
Dari
kecil hingga remaja aku tak pernah berkeinginan untuk menutup aurat. Bahkan aku
merasa cantik dan percaya diri dengan membiarkan rambutku terurai. Aku biarkan
orang lain melihat rambutku. Terkadang aku nyinyir melihat perempuan yang
berkerudung, aku selalu berpikir “itu orang nggak panas apa?”, “itu orang
rambutnya pasti rontok dan bau karena tersekap dan nggak kena sinar matahari”,itulah
yang ada di pikiranku saat itu, bahkan orangtuaku juga terkadang berpendapat
sama sepertiku, ya saking minimnya pengetahuan agama.
Sebenarnya
aku belajar memakai hijab dari mulai TK yang mana di sekolah setiap hari jum’at
semua siswa/i harus memakai pakaian muslim tertutup. SD pun sama. SMP hanya di kelas
VII saja aku mengenakan rok pendek, selebihnya aku mengenakan hijab karena
peraturan sekolah. So, mau nggak mau
aku harus memakai hijab walaupun pas jam olahraga aku lepas hijabnya karena
panas dan gerah. SMA pun sama, aku masih
pakai dan lepas kerudung. Sampai pada suatu hari salah satu teman sekelasku
yang kebetulan laki-laki bilang, “Sa, lu bagusan pake kerudung deh…” begitu
katanya tapi aku yang cuek sama sekali tak menggubris ucapannya. Beberapa
minggu kemudian aku diajak ikut kajian oleh temanku yang mana isi kajian itu
emang bagus, membahas tentang problematika remaja masa kini, tentang fiqih
wanita yang salah satunya adalah perintah untuk berhijab yang mana cukup
membuat hatiku sedikit terusik. Namun meskipun begitu aku belum juga
berkeinginan untuk berhijab saat itu.
Hingga
tiba hari dimana aku akan masuk ke universitas menjadi seorang mahasiswa. Saat
itu aku mulai merasakan ada keinginan untuk berhijab walaupun belum 100%. Hari
pertama masuk kuliah diawali dengan mata kuliah agama yang mana lagi-lagi semua
mahasiswi diwajibkan untuk memakai pakaian tertutup lengkap dengan hijabnya.Sebelum
masuk ke inti perkuliahan beliau (Ibu dosen) memberikan sedikit tausyiah yang
mana isi tausyiahnya tentang kewajiban perempuan menutup aurat, pas banget.
“sekarang
kalian tahu ‘kan aurat perempuan itu seluruh badan kecuali wajah, telapak
tangan, dan telapak kaki. Sebagai perempuan wajib menutup auratnya dan sudah ibu
jelaskan pula bagaimana hukumannya jika melanggar aturan tersebut sesuai yang
tercantum dalam kitabulloh? Tak apa jika sebelumnya kalian belum tahu, makanya
sekarang ibu kasih tahu dan Alloh Maha Pengampun bagi hambaNya yang bertaubat.
Tapi, lain halnya dengan mereka yang udah dikasih tahu tapi pura-pura tidak tahu
itu termasuk golongan orang-orang munafik dan dosanya sangat besar,
na’udzubillaah..” begitu kata beliau.
Rasul pernah bercerita kepada Ali
r.a. : wahai Ali pada malam
mi’raj ketika aku pergi ke langit ,aku melihat wanita-wanita umatku dalam azab
dan siksa yang sangat pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh karena
itu, sejak aku melihat pedihnya azab dan siksa mereka, aku menangis.
Kemudian
beliau bersabda: Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak
kepalanya mendidih. Rasulullah saw bersabda: Wanita yang digantung dengan
rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi
rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Untuk lebih jelasnya friends
bisa klik di link https://islamidia.com/ancaman-bagi-wanita-yang-membuka-auratnya/.
Setelah mendengar penjelasan beliau, bukan sulap bukan
sihir, aku mulai merasakan adanya keinginan untuk memakai hijab, selebihnya sih
karena aku nggak mau dicap sebagai orang munafik. Aku juga berpikir “masak sih
pakai hijab cuma di kelas agama aja, berarti aku lebih takut dengan dosenku daripada
Alloh, Tuhanku sendiri yang menciptakan bumi dan langit beserta isinya” pikirku
saat itu, dan dari sejak itu aku berproses memakai hijab hingga sekarang. Di
awal berhijab aku belum punya banyak koleksi hijab dan baju panjang. Aku mulai
menyisihkan uang makanku biar bisa beli hijab dan baju panjang, dan selama
proses menabung aku hanya memakai baju panjang seadanya yang jumlahnya bisa
dihitung jari, terkadang aku pinjam koleksi hijab dan cardigan kakakku, ya
setidaknya nggak terlihat cuci kering pake, wkwkwk.
Mungkin hal tersebut bisa dikatakan
sebagai salah satu bentuk hijrahku dalam menutup aurat. Karena hijrah adalah
proses sedangkan ketakwaan dan ketaatan adalah hasil dari keistiqomahan dalam
berhijrah. Dalam langkah menutup aurat, aku pun banyak mengalami hambatan salah
satunya minimnya budget untuk membeli pakaian muslimah dan hijab, ditambah lagi
dengan orang tua yang kurang memberikan support
waktu itu, tapi sekarang Alhamdulillah kita semua belajar berhijab.
Ditengah proses itu terkadang aku masih buka lepas hijab, misalnya aku berhijab
hanya ketika bepergian jauh seperti ke kampus, main, atau beli makan keluar
yang jaraknya jauh dari kostan sedangkan untuk sekedar ke warung depan kostan
aku tak memakai hijab bahkan sesekali memakai pakaian pendek dengan alasan
ribet dan gerah, astagfirulloh. Pernah ketika aku ke warung untuk sekedar beli
beras, tiba-tiba anak perempuan yang jaga warung bilang, “kok nggak pake
kerudung kak, gerah ya?” padahal dia hanya bertanya bukan mencela, tapi aku
merasa malu dan teramat malu sampai akhirnya aku memutuskan untuk selalu
berhijab sampai sekarang
Meskipun belum pakai gamis dan hijab
syar’i tapi aku berkomitmen mulai sekarang dan seterusnya aku akan memakai
hijab kemanapun aku pergi bahkan hanya sekedar ke kamar mandi atau jemur baju
karena kedua tempat itu ada di luar kamar aku, aku buka kerudung hanya di kamar
kostku dan di rumah. Mohon do’anya ya friends
supaya aku selalu istiqomah dalam berhijab dan semoga segera memakai
pakaian yang sesuai dengan syariat agama
islam, aamiin.
Berbicara tentang hijab pasti
tentang ahlak. Kenapa? Karena dua hal itu selalu berdampingan dan dikaitkan.
Tidak jarang aku mendengar bahkan dulu pun aku pernah berpendapat “hijaban tapi
kok masih doyan gibah sih…” salah satunya. Nah hijab dan ahlak itu adalah dua
hal yang berbeda dan memang saling berdampingan. Kalau friends memiliki sahabat yang berhijab tapi masih sering bergunjing
atau melakukan sifat buruk lainnya maka jangan pernah salahkan hijabnya karena
hijab itu kewajiban seluruh perempuan seperti yang sudah dijelaskan di atas. Justru
dengan berhijab insha alloh ahlak yang baik akan mengiringi, doakan saja. Karena
dengan berhijab secara perlahan kita juga akan mulai memperbaiki ahlak kita
dengan sendirinya. Jadi, jangan memaksa seseorang untuk memperbaiki ahlaknya
tapi jadilah contoh yang baik untuk orang lain sehingga orang lain termotivasi
oleh kita untuk memperbaiki diri. Itulah hijrah.
Hijrah itu proses, proses yang
berbeda-beda, misalnya:
1.
Dari rok mini lalu berhijab itu
adalah hijrah.
2.
Dari yang subuhnya kesiangan lalu
jadi shalat tepat waktu itu adalah hijrah.
3.
Dari yang awalnya senang bergunjing
lalu jadi senang berdzikir itu adalah hijrah.
4.
Dari yang awalnya senang keluyuran
jadi nongkrong di pengajian itu adalah hijrah.
5.
Dari yang malas menjadi pintar itu
adalah hijrah.
6.
Dari yang boros menjadi hemat itu
adalah hijrah.
Dan masih banyak lagi contoh dari
sebuah proses/hijrah. Intinya hijrah itu bukan hanya untuk mereka yang sudah
berhijab saja tapi hijrah itu berlaku untuk siapa saja yang mau merubah
keburukan menjadi kebaikan ya friends.
Dan untuk prosesnya itu berbeda-beda mungkin ada yang berhijab dulu lalu
memperbaiki ahlak, atau sebaliknya, tapi tetap yang paling penting bahwa hijab
itu adalah SATU KEWAJIBAN BAGI SELURUH PEREMPUAN. KEEP ISTIQOMAH…
Akhirulkalam. Wassalamu’alikum wr
wb.
------------------------------------ See you on the next diary ----------------------------------------
Komentar
Posting Komentar