Apa Bedanya Teman dan Sahabat?, Sama Aja.......
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Seperti
yang kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk sosial yang sejak tercipta hingga
tutup usia tak akan mampu hidup seorang diri, pasti membutuhkan orang lain.
Sebagai mahluk sosial, sebaiknya manusia saling bersikap baik satu sama lain
agar hubungan sosial dapat terjalin dengan sehat sehingga tercipta yang namanya
pertemanan atau persahabatan.
Kurasa
setiap orang memiliki teman dengan tingkat kedekatan yang berbeda-beda sesuai
hubungan sosial yang terjalin. Entah itu teman main, teman kerja, teman
sekolah, teman seperjuangan dan saking dekatnya tak jarang disebut sebagai
sahabat.
Oh iya, bicara soal pertemanan dan persahabatan kira-kira perbedaannya apa sih? aku sempat iseng bertanya mengenai dua hal tersebut kepada beberapa teman dan mereka bilang :
“Sahabat itu seseorang yang bisa menemani kita disaat senang, susah, dia selalu ada. Kalau teman itu seseorang yang hanya sebatas kenal, nggak lebih dari itu.” (Vika, 2020)
“Teman itu lawan interaksi dalam intensitas pertemuan yang berkelanjutan. Namun, punya visi misi berbeda, sedangkan sahabat itu punya rasa dan karsa yang serupa.” (Aril Hewich, 2020)
“Teman itu seseorang yang kita kenal, misalnya karena pernah berada di suatu tempat atau kegiatan yang sama, sedangkan sahabat itu seperti seseorang yang telah lama kita kenal, tempat kita bercerita sehingga saling memahami satu sama lain.” (Yudi, 2020)
“Dengan sahabat kita berbagi semua rasa, kesedihan, kegembiaraan, juga rahasia. Teman itu hanya sekedar dekat dan nggak begitu special. Dia belum tentu ada saat kita butuh bantuan bahkan saat kita bahagia pun belum tentu dia ikut merasakan.” (Tary Zebua, 2020)
“Teman itu identik cuma sementara, walaupun kesannya banyak, tetapi hanya sekedar kenal. Nah, kalau sahabat itu suatu hubungan pertemanan yang erat lebih dari sekedar kenal, berkesinambungan, tak lekang oleh waktu.” (Dwi Juwita, 2020)
“Teman itu saling mengenal, memiliki beberapa persamaan dengan komunikasi seperlunya saja. Sahabat itu berawal dari pertemanan yang lebih intens yang tidak hanya mengenal nama, tetapi bisa tahu sedikit banyak tentang kehidupan satu sama lain. Komunikasi yang bersifat kontinu, selalu ada waktu agar tetap keep in touch.” (Agnes, 2020)
Berdasarkan
beberapa opini yang mereka utarakan tentang teman dan sahabat, secara garis
besar keduanya memiliki arti yang sama, perbedaannya terdapat pada intensitas
kedekatan hubungan sosial masing-masing orang. Setiap orang memiliki teman atau
sahabat. Pun denganku yang juga selalu berusaha untuk berteman dengan siapapun.
Bagiku
mencari teman memang mudah (lagu dangdut kali ah), tapi menjaga pertemanan yang
sehat itu membutuhkan keahlian khusus yang tak semua orang bisa melakukannya
apalagi sampai ke level persahabatan. Salah satu trouble dalam sebuah hubungan pertemanan atau persahabatan adalah
selisih paham. Memang wajar terjadi, tapi hal tersebut tak jarang menimbulkan
pertengkaran bahkan sampai permusuhan. Yang semula berdekatan terpaksa harus
berjauhan dan rasanya itu sangatlah tidak nyaman. Mungkin teman-teman ada yang
pernah mengalami hal tersebut? Sama sepertiku yang pernah mengalaminya bahkan
sempat membuatku benci dengan pertemanan hingga persahabatan. Saat itu sempat
kuputuskan hanya untuk berteman biasa saja dengan orang lain tanpa harus meningkatkan
intensitas ke level sahabat.
Persahabatan
tak jarang membuatku menjadi ketergantungan terhadap orang lain. Ketergantungan
yang membuatku selalu berharap ada dia atau mereka di saat aku sedih maupun
bahagia seperti arti sahabat yang didefinisikan banyak orang yaitu orang yang
selalu ada dalam setiap keadaan. Menurutku level yang paling parah adalah
ketika kemana-mana selalu dengannya, dimana ada dia pasti ada aku ibaratkan “ada
gula, ada semut” hingga tak sedikit orang mengira bahwa kami adalah saudara
bahkan ada yang berkata bahwa wajah kami tampak mirip. Intensitas persahabatan
kami sampai sedekat itu, kuanggap dia seperti saudara sendiri.
Sahabatan,
akrab, bertengkar, lalu berjauhan itu biasa, tapi yang luar biasa adalah ketika
yang jauh kembali mendekat untuk menjalin persahabatan dan bersama-sama saling
memperbaiki diri dan keadaan. Tidak ada tuntutan untuk selalu ada di setiap
keadaan, karena setiap orang pasti memiliki kehidupan masing-masing yang tak
bisa diselaraskan situasi dan kondisinya. Menghargai perbedaan karakter dan
hobi dari setiap masing-masing orang, saling memberi dukungan terhadap hal-hal
positif, saling mengingatkan atas tindakan yang keliru, turut bahagia melihat
pencapaian usaha satu sama lain tanpa merasa tersaingi, bersedia menyempatkan
waktu untuk menjalin silaturahmi meski tak harus setiap saat, dan yang paling
penting dalam menjalin hubungan sosial dengan siapapun adalah menjaga
komunikasi apalagi dengan mereka yang dianggap sebagai sahabat. Ungkapkan apa
yang membuat tak nyaman atau berusaha menjawab ketika ditanya “kenapa?” karena
menurutku hal ini yang sering menjadi pemicu kesalahpahaman. Namun, tetap
mengungkapkannya harus dengan cara yang baik, yang tidak membuat orang lain
merasa tak enak hati, dengan begitu tampaklah siapa yang pergi dan mana yang
akan kembali tetap bersama kita memperbaiki hubungan.
Temen-temen
punya sahabat nggak? Pasti punya dong. Aku? sepertinya dari dulu aku tak punya
sahabat karena aku berusaha membiasakan diri untuk tidak terlalu dekat atau
bersahabat dengan orang lain karena kebiasaan buruk yang sering membuatku
ketergantungan dengan orang lain. Bagi sebagian orang, sahabat itu tempat
berbagi cerita dan rasa. Aku tak terbiasa berbagi rasa apalagi bercerita yang
sifatnya privasi dengan orang lain sekalipun orang terdekat karena sifat burukku
yang lain adalah sulit percaya terhadap orang lain. Seperti yang sudah
kuutarakan sebelumnya tentang siapa yang akan pergi dan siapa yang kembali. Tak
ada yang bisa menjamin cerita yang rahasia akan tetap menjadi rahasia jika
sudah sampai di telinga orang lain apalagi ketika orang yang awalnya dianggap
setia tiba-tiba memilih pergi tanpa kembali. Aku tak punya sahabat (sahabat
hanya milik Kekeyi, hehe), aku hanya memiliki mereka yang mana aku akan selalu
merasa nyaman dan selalu merasa keberadaanku dihargai jika berada di antara
mereka yang bisa pergi kapan saja, namun tetap memilih kembali. Mereka yang
tidak merendahkan apalagi merasa tersaingi, kami hanya saling mendukung satu
sama lain.
So, untuk
teman-teman yang memiliki sahabat baik, buatlah mereka selalu nyaman, jangan
biarkan mereka pergi, sekalipun pergi buatlah mereka kembali. Bertemanlah dengan
siapapun sewajarnya. Ini tentang pertemanan dan persahabatan menurutku,
bagaimana menurutmu?. Semoga diary kali
ini bisa bermanfaat ya.
Akhirulkalam..
Comments
Post a Comment